Marhaban ya Ramadhan. Selamat datang bulan Ramadhan,
bulan suci yang menenangkan bagi orang-orang yang mampu meresapi makna
kehadirannya. Seorang kawan beberapa jam yang lalu sempat berujar dalam status facebook-nya. Isinya kira-kira begini,
Ramadhan tahun kemarin rasanya baru kemarin. Benar juga pendapat kawan saya
tadi. Cepat sekali rasanya satu tahun berjalan. Setahun lalu, Ramadhan hadir di
tengah hiruk pikuknya putaran final Piala Dunia 2014 di Brasil, yang akhirnya
dimenangkan oleh tim panser Jerman. Tak terasa, Maghrib kemarin adalah pertanda
bulan suci ini kembali mengetuk pintu hidup kita di tahun ini. Tentu, ada rasa
syukur yang terpanjatkan kepada Sang Pemilik Hidup yang telah mempertemukan
kita, memberikan kesempatan kita untuk bernafas sambil membukakan pintu tadi
dan menyambut kedatangan bulan suci ini.
Tahun ini, saya masih harus menjamu Ramadhan di
Belanda. Tahun ini adalah yang keempat bagi saya, setelah tahun 2010 di
Groningen, 2013 di Delft dan 2014 di Delft-Schiedam. Tentu saja ada yang
berbeda dengan saat menjamu Ramadhan di tanah air. Yang jelas, rentang waktu
berpuasa sangat berbeda. Bila di Jogja berpuasa cukup dengan 14 jam saja, maka
berpuasa di Belanda di musim panas seperti sekarang ini harus dilakukan 5 jam
lebih lama. Malam harinya harus dilalui sebentar saja. Berat? Secara manusiawi,
iya. Namun, ya inilah salah
satu yang diajarkan oleh sang tamu agung ini. Ikhlas, mungkin adalah kuncinya,
sekalipun menjalaninya tidaklah semudah dan seringan mengatakannya. Berat mungkin akan menjadi ringan bila ikhlas menjalaninya. Selain itu, tidak ada
jaminan akan lebih banyak pahala atau menjadi lebih hebat karena kita berpuasa
lebih lama di Belanda atau Eropa seperti sekarang ini. Hanya ikhlas saja yang
jelas akan menambah pahala maupun kemanfaatan dalam menjalani bulan suci ini.
Dan, ikhlas itu bukanlah sesuatu yang dilontarkan, diucapkan atau dituliskan
sebagai sebuah status di media sosial.
Akhir kata, bagi pembaca yang menjalankannya,
selamat berpuasa dan beribadah lainnya di bulan Ramadhan tahun ini. Semoga kita
termasuk orang-orang yang cerdas dan mampu mengambil banyak hikmah dan
pelajaran dari sang tamu agung yang hanya singgah selama sebulan ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar