Kamis, 31 Maret 2011.
Dibarengi mendung dan rintik hujan yang membasahi landasan pacu Amsterdam Schipol Airport, saya berjanji dalam hati untuk membawa kembali anak saya melihat dan menghirup udara di sebuah kota yang sangat berarti baginya, Groningen. Tak berselang lama, pesawat Boeing 747 Malaysia Airlines membawa saya, istri dan anak saya kembali ke Indonesa. Groningen tidak lagi ada di depan mata kami.
“Akhirnya, kupenuhi janjiku padamu, Nak. Janjiku 4 tahun 4 bulan yang lalu untuk membawamu ke kota ini lagi. Kota tempatmu mengawali episode-episode kehidupanmu.”
Sabtu, 1 Agustus 2015.
Setelah melalui perjalanan panjang dari Belanda selatan sampailah kami bertiga lagi di Groningen yang berada di ujung utara negeri itu. Ada sebuah kelegaan, ada sebuah kepuasan, ketika sebuah janji terpenuhi, terlebih janji untuk orang-orang yang ada di hati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar