Saya memang penggemar dunia pesawat
terbang. Awalnya, kegemaran yang hadir sejak duduk di bangku sekolah menengah
pertama ini tertuju pada pesawat militer serta sejarah yang melatarbelakangi
kemunculannya. Namun, setelah penerbangan perdana dalam hidup saya pada tahun
2006, saya mulai tertarik pada dunia penerbangan dan pesawat sipil. Karenanya,
saya selalu berusaha datang lebih awal jika harus bepergian dengan pesawat, sekedar
memanfaatkan momen berada di bandara, terutama bandara-bandara besar seperti
Soekarno-Hatta di Jakarta dan Schiphol di Belanda. Saya selalu mengumbar pandangan
saya pada burung-burung besi yang tengah terparkir baik sebelum maupun sesudah
terbang. Biasanya rutinitas semacam itu secara tidak sengaja selalu mengajak
saya melakukan uji ingatan tentang jenis
dan seri pesawat-pesawat yang ada di hadapan saya.
A330-200 Garuda Indonesia di Amsterdam Schiphol Airport, Belanda (Foto: dok. pribadi) |
Suatu pagi di awal bulan Desember 2013 lalu,
mengawali perjalanan saya dari Amsterdam menuju Yogyakarta, saya sempatkan
untuk duduk di ruang tunggu di salah satu sudut Amsterdam Schiphol Airport.
Ruang tunggu yang berdinding kaca itu memungkinkan saya dengan leluasa melihat
aneka pesawat yang tengah menunggu dan dipersiapkan untuk penerbangan. Mata
saya tertuju pada Airbus A330-200 milik Garuda Indonesia yang akan mengangkut
saya dan penumpang lain terbang menuju Jakarta. Pesawat besar yang didaulat
menjadi tulang punggung penerbangan internasional Garuda Indonesia itu tampak
anggun diparkir, sementara ground crew-nya sibuk mempersiapkan segalanya untuk
penerbangan yang berdurasi 17 jam ini, dengan singgah sekitar 1 jam di Abu
Dhabi. Kamera pun segera saya bidikkan mengambil gambar pesawat besar buatan
Airbus yang konon beritanya saat ini telah mengungguli penjualan Boeing yang merajai selama beberapa dekade terakhir.
Boeing B777-300ER (Foto: www.airliners.net) |
Airbus A330-200 (Foto: www.airliners.net) |
Mengamati pesawat A330-200 milik Garuda
Indonesia yang tergolong jumbo bermesin dua tersebut, ingatan saya melayang
pada Boeing B777, atau si triple seven, yang ternyata juga terlihat dari ruang tunggu gate
seberang dengan bendera Malaysia Airlines. Bentuk keduanya memang mirip, bahkan
kalau bukan pengamat dunia pesawat terbang, mungkin susah untuk membedakannya.
Keduanya konon memang berlomba menjadi pesawat unggulan jarak jauh bermesin
dua. Kabar terakhir di tahun 2013, Garuda Indonesia akhirnya juga meng-akuisisi
Boeing B777ER (Extended Range untuk singkatan ER), di samping menambah armada Airbus
A330 seri 200 dan 300 dalam waktu yang hampir bersamaan. Bentuk ‘kepala’ hingga
‘ekor’ kedua pesawat ini boleh dikata mirip, bahkan hingga saat ini saya masih
sering kesulitan membedakan bentuk windshield, atau jendela kokpit keduanya. Namun
jika ditelisik lebih jauh, keduanya memang berbeda. Model jendela kokpit B777
terkesan lebih menjorok ke samping dan lebih memberi kesan lebar. Selanjutnya,
badan B777 seri 300 dan 300ER ternyata lebih panjang daripada A330 seri 200 dan
300, yakni sekitar 74 meter berbanding 58-63 meter, sehingga membuat burung
Boeing ini lebih besar kapasitas angkutnya. Gampangnya, coba hitung dan
bandingkan jumlah kaca penumpang yang berderet berada di depan sayap, B777 ternyata
tampak lebih panjang. Bentang sayap B777
juga lebih besar daripada A330. Hal lain yang bisa membedakan keduanya adalah
main landing gear, roda pendarat utama yang terletak di bagian perut pesawat.
Jika diamati, A330 hanya ditopang 8 buah yang terpasang masing-masing dua
pasang di sisi kanan dan kiri. Sementara itu, B777 ditopang 12 buah roda
pendarat, yang terbagi menjadi 3 pasang roda di sisi kanan dan kirinya. Di
ujung sayap A330 terdapat winglet, semacam ujung sayap yang ditekuk ke atas, sementara B777 versi standar tidak
menggunakannya.
Tentunya masih banyak
hal lain yang membuat kedua pesawat tersebut berbeda dan saling mengungguli,
walaupun sepintas keduanya serupa. Namun, bagi saya, membandingkan keduanya
dalam konteks melihat persaingan sengit antara Boeing dan Airbus sebagai
produsen pesawat raksasa di dunia adalah suatu hal yang mengasyikkan.