Minggu, 19 Januari 2014

Serupakah Boeing B777 dan Airbus A330?

Saya memang penggemar dunia pesawat terbang. Awalnya, kegemaran yang hadir sejak duduk di bangku sekolah menengah pertama ini tertuju pada pesawat militer serta sejarah yang melatarbelakangi kemunculannya. Namun, setelah penerbangan perdana dalam hidup saya pada tahun 2006, saya mulai tertarik pada dunia penerbangan dan pesawat sipil. Karenanya, saya selalu berusaha datang lebih awal jika harus bepergian dengan pesawat, sekedar memanfaatkan momen berada di bandara, terutama bandara-bandara besar seperti Soekarno-Hatta di Jakarta dan Schiphol di Belanda. Saya selalu mengumbar pandangan saya pada burung-burung besi yang tengah terparkir baik sebelum maupun sesudah terbang. Biasanya rutinitas semacam itu secara tidak sengaja selalu mengajak saya melakukan  uji ingatan tentang jenis dan seri pesawat-pesawat yang ada di hadapan saya.




A330-200 Garuda Indonesia di Amsterdam Schiphol Airport, Belanda (Foto: dok. pribadi)
Suatu pagi di awal bulan Desember 2013 lalu, mengawali perjalanan saya dari Amsterdam menuju Yogyakarta, saya sempatkan untuk duduk di ruang tunggu di salah satu sudut Amsterdam Schiphol Airport. Ruang tunggu yang berdinding kaca itu memungkinkan saya dengan leluasa melihat aneka pesawat yang tengah menunggu dan dipersiapkan untuk penerbangan. Mata saya tertuju pada Airbus A330-200 milik Garuda Indonesia yang akan mengangkut saya dan penumpang lain terbang menuju Jakarta. Pesawat besar yang didaulat menjadi tulang punggung penerbangan internasional Garuda Indonesia itu tampak anggun diparkir, sementara ground crew-nya sibuk mempersiapkan segalanya untuk penerbangan yang berdurasi 17 jam ini, dengan singgah sekitar 1 jam di Abu Dhabi. Kamera pun segera saya bidikkan mengambil gambar pesawat besar buatan Airbus yang konon beritanya saat ini telah mengungguli penjualan Boeing yang merajai  selama beberapa dekade terakhir.

Boeing B777-300ER (Foto: www.airliners.net)

Airbus A330-200 (Foto: www.airliners.net)

Mengamati pesawat A330-200 milik Garuda Indonesia yang tergolong jumbo bermesin dua tersebut, ingatan saya melayang pada Boeing B777, atau si triple seven, yang ternyata juga terlihat dari ruang tunggu gate seberang dengan bendera Malaysia Airlines. Bentuk keduanya memang mirip, bahkan kalau bukan pengamat dunia pesawat terbang, mungkin susah untuk membedakannya. Keduanya konon memang berlomba menjadi pesawat unggulan jarak jauh bermesin dua. Kabar terakhir di tahun 2013, Garuda Indonesia akhirnya juga meng-akuisisi Boeing B777ER (Extended Range untuk singkatan ER), di samping menambah armada Airbus A330 seri 200 dan 300 dalam waktu yang hampir bersamaan. Bentuk ‘kepala’ hingga ‘ekor’ kedua pesawat ini boleh dikata mirip, bahkan hingga saat ini saya masih sering kesulitan membedakan bentuk windshield, atau jendela kokpit keduanya. Namun jika ditelisik lebih jauh, keduanya memang berbeda. Model jendela kokpit B777 terkesan lebih menjorok ke samping dan lebih memberi kesan lebar. Selanjutnya, badan B777 seri 300 dan 300ER ternyata lebih panjang daripada A330 seri 200 dan 300, yakni sekitar 74 meter berbanding 58-63 meter, sehingga membuat burung Boeing ini lebih besar kapasitas angkutnya. Gampangnya, coba hitung dan bandingkan jumlah kaca penumpang yang berderet berada di depan sayap, B777 ternyata tampak lebih panjang. Bentang sayap B777 juga lebih besar daripada A330. Hal lain yang bisa membedakan keduanya adalah main landing gear, roda pendarat utama yang terletak di bagian perut pesawat. Jika diamati, A330 hanya ditopang 8 buah yang terpasang masing-masing dua pasang di sisi kanan dan kiri. Sementara itu, B777 ditopang 12 buah roda pendarat, yang terbagi menjadi 3 pasang roda di sisi kanan dan kirinya. Di ujung sayap A330 terdapat winglet, semacam ujung sayap yang ditekuk ke atas, sementara B777 versi standar tidak menggunakannya. 

Tentunya masih banyak hal lain yang membuat kedua pesawat tersebut berbeda dan saling mengungguli, walaupun sepintas keduanya serupa. Namun, bagi saya, membandingkan keduanya dalam konteks melihat persaingan sengit antara Boeing dan Airbus sebagai produsen pesawat raksasa di dunia adalah suatu hal yang mengasyikkan.