Tanpa mengabaikan peran bagian
yang lain, hasil penelitian dan pembahasan merupakan dua hal yang paling utama
dalam struktur sebuah tulisan ilmiah, baik skripsi, tesis maupun artikel di
jurnal ilmiah. Dua bagian ini ibarat jantung dan pembuluh darah dalam sistem
kardiovaskular manusia. Mereka saling bertalian satu sama lain. Tanpa penyajian
hasil penelitian yang baik, sebuah artikel ilmiah tidak akan berarti apa-apa, mungkin
malah membingungkan pembacanya. Dan, akan teramat sulit bagi kita untuk menganalisis
dan membahasnya. Demikian pula bila hasil-hasil penelitian tersebut tidak
dibahas dengan baik dan dengan struktur yang benar serta rapi, maka sebuah
tulisan ilmiah tadi tidak akan terasa menggigit, tidak tampak kualitasnya atau
terasa kurang terasa kontribusinya di bidang ilmu yang diteliti. Dalam bahasa
Inggris, hasil penelitian biasanya ditulis dengan “Results”, sedangkan
pembahasannya ditranslasikan dengan kata “Discussion”.
Bagi pembaca yang jeli mencermati
sistematika artikel di jurnal ilmiah, terutama di jurnal internasional, ada
sebagian artikel yang memisahkan dengan jelas antara hasil penelitian dan
pembahasannya. Namun, sebagian jurnal yang lain menerapkan sistem berbeda;
yakni dengan menggabungkan hasil penelitian dan pembahasan menjadi satu bagian.
Mana yang lebih baik? Sebelum saya beranjak lebih lanjut menjawab pertanyaan
ini, saya ingin menguraikan dulu apakah perbedaan antara hasil penelitian dan
pembahasan.
***
Hasil penelitian. Sebagaimana
namanya, maka bagian ini berisi paparan hasil-hasil atau data-data olahan dari
aktivitas penelitian yang telah kita lakukan. Di sini, hasil atau data olahan dapat
dan boleh disajikan dalam bentuk angka, grafik, gambar maupun tabel. Pada
bagian ini, seyogyanya kita tidak berkomentar dulu atas data-data tersebut.
Cukup kita sampaikan, bahwa Gambar xxx adalah grafik hubungan antara variabel ini
dan variabel itu yang diperoleh dari pengujian A; atau, tabel xxx menyajikan
data tentang korelasi antara ini dan itu; dan sebagainya. Di bagian ini, kita
seolah bercerita tentang apa yang kita lihat dari data-data yang diperoleh.
Bersabarlah dulu untuk tidak memberikan komentar atas data-data kita peroleh tadi,
sekalipun di kepala kita sudah berkecamuk berbagai opini berdasar hasil
analisis dari data-data tersebut.
Satu hal yang penting, dan
mungkin akan membuat penyajian hasil penelitian kita menarik, adalah cara kita
yang runtut dalam menyajikan data-data hasil penelitian kita di bagian ini. Sewajarnya,
dalam melakukan penelitian, kita melakukan serangkaian pengujian dengan urutan
tertentu. Bila urutan tersebut dilanggar, bisa jadi penelitian kita menjadi
berantakan, data-data yang diperoleh menjadi sulit untuk dianalisis, hingga
hasil penelitian kita menjadi bias. Oleh karenanya, urutan penyampaian data pun
menjadi penting, sepenting urutan kita mengerjakan eksperimen atau
aktivitas-aktivitas pengambilan data dalam penelitian. Bagian hasil penelitian
yang kita tulis akan tampak anggun, menarik untuk dibaca, dan mudah dipahami apabila
disampaikan secara runtut. Barangkali, hal ini merupakan cerminan sifat alamiah
otak manusia; yang akan lebih mudah mencerna sesuatu bila tersusun berdasarkan logika
dan urutan yang benar serta jelas.
***
Lalu bagaimana dengan bagian pembahasan
hasil penelitian? Boleh dibilang, pembahasan adalah bagian yang paling tidak
mudah untuk dikerjakan dalam naskah untuk publikasi di jurnal ilmiah atau
skripsi dan tesis. Di bagian ini, kita ditantang untuk menuliskan hasil
analisis kita berdasarkan data-data yang telah diperoleh. Di bagian inilah,
kita diizinkan, bahkan harus, berkomentar atas data-data yang telah kita
sajikan pada bagian hasil penelitian. Ada empat kata kunci yang bisa kita
pegang dalam menyusun bagian pembahasan hasil penelitian, yakni (1) mengaitkan,
(2) menjelaskan, (3) mengonfirmasi dan (4) menyintesis.
Pertama, di bagian ini kita
dituntut untuk bisa mengaitkan data-data kita satu dengan yang lainnya; baik yang
berupa angka, grafik, gambar maupun tabel. Pastilah di antara data-data
tersebut ada yang bersifat komplementer, saling melengkapi satu dengan yang
lainnya. Misalnya saja, Gambar yyy yang diperoleh dari eksperimen dengan alat B
mendukung grafik pada Gambar xxx yang diperoleh dengan alat A. Kaitkan keduanya,
sehingga kita memperoleh alasan yang kuat untuk berargumen dan memberikan
komentar atas fenomena yang ditemui berangkat dari data-data kita tadi. Bila
tidak saling mendukung, mungkin saja ada bagian-bagian dari data yang merupakan
pengecualian atau salah. Hal yang terakhir kadangkala menuntut kita untuk
meninjau atau mengulang kembali eksperimen atau penelitian kita, agar lebih
jelas dimana letak kesalahan metode penelitian yang dipakai.
Kedua, di bagian ini pula kita
dituntut untuk menjelaskan fenomena yang terjadi berdasarkan data-data atau
hasil-hasil yang telah diperoleh selama penelitian berlangsung. Kita diwajibkan
untuk menjelaskan apa dan bagaimana keterkaitan antar data tersebut, mekanisme
apa yang melatarbelakangi kejadian yang kita temui dalam eksperimen berdasarkan
data-data yang diperoleh. Sangat boleh bila kita menjelaskan sesuatu atau
mekanisme tertentu berdasarkan teori yang telah dikemukakan peneliti lain di
literatur, bila di antaranya terdapat kesamaan fenomena. Oleh karenanya,
kemampuan kita memahami dan menelaah literatur, baik berupa buku teks maupun
artikel ilmiah, diuji di bagian ini. Bila kita paham dengan kandungan beberapa
artikel yang telah kita baca untuk melandasi penelitian ini, maka menuliskan
bagian pembahasan menjadi lebih mudah.
Ketiga, kita juga diwajibkan mengonfirmasi
hasil-hasil atau temuan kita dalam penelitian dengan hasil-hasil yang telah diperoleh
dan dilaporkan dalam literatur oleh peneliti lain. Konfirmasi semacam ini akan
memberikan gambaran kepada audens pembaca tulisan kita, bahwa penelitian yang
kita lakukan itu tidak mengada-ada, tetapi berada dalam alur penelitian yang
telah dibangun bersama-sama, bahkan oleh para peneliti di seluruh dunia. Konfirmasi
inilah yang akan memberikan impresi bahwa penelitian yang kita lakukan juga
memberikan kontribusi nyata dalam pengembangan bidang ilmu yang kita teliti.
Keempat, yang terakhir dari tugas
kita dalam bagian pembahasan ini, adalah menyintesis data-data atau hasil-hasil
penelitian yang kita peroleh, kaitkan, jelaskan serta konfirmasi dengan
penelitian lain, menjadi sebuah teori atau gagasan-gagasan baru. Teori atau gagasan
baru ini pada akhirnya akan menjadi tonggak kecil yang menandai bahwa
penelitian di bidang yang yang kita tekuni sudah sampai di sini, sampai di
tulisan kita ini. Di sinilah kemampuan kita membuat men-generalisasi temuan
kita menjadi penting.
***
Kembali ke pertanyaan di bagian
awal tulisan ini: manakah yang lebih baik, menuliskan hasil penelitian dan
pembahasan dalam bentuk terpisah atau satu kesatuan? Menurut saya, kita harus melihat
situasinya. Bila dalam sebuah jurnal tidak membatasi jumlah halaman, maka
memisahkan antara hasil penelitian dan pembahasan adalah pilihan yang tepat.
Dengan cara ini, kita menjadi leluasa menuliskan isi kedua bagian tadi.
Lagipula, cara ini juga memudahkan audiens atau pembaca dalam menikmati tulisan
kita. Tulisan tentang hasil penelitian maupun pembahasan menjadi tidak terlalu
panjang dan dipisahkan secara jelas. Memisahkan antara hasil penelitian dan
pembahasan juga tepat untuk diterapkan dalam skripsi maupun tesis, mengingat
jumlah halaman tidak dibatasi dalam publikasi ilmiah semacam ini.
Situasi bisa berbeda bila
ternyata sebuah jurnal mensyaratkan jumlah halaman tertentu pada setiap artikel
yang akan dipublikasikan. Bahkan, beberapa jurnal, yang umumnya berbentuk letter atau short communication, mewajibkan penulisnya untuk membuat tulisan
yang pendek, sehingga jumlah halaman dapat dipangkas menjadi empat halaman
saja! Jika ketentuan ini dilanggar, maka editor jurnal tersebut langsung akan
menolak (reject) naskah yang kita
kirimkan.
Demikian. Apa dan bagaimana tentang hasil
penelitian dan pembahasan. Bila kedua bagian ini dapat dirumuskan dan disusun
dengan baik, jelas serta rapi, maka boleh dikata 70% tulisan ilmiah kita sudah
terselesaikan. Ups.. angka ini adalah
penilaian subjektif berangkat dari pengalaman saya selama menulis artikel di
jurnal ilmiah. Kebenarannya juga bisa bersifat subjektif. Bila pembaca
mempunyai pendapat lain, saya persilakan, hehehee…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar