Sabtu, 30 September 2017

Mulai Dari Mana?

Beberapa kali saya mendapat pertanyaan. Intinya begini: dari bagian mana sebaiknya kita mulai menulis artikel untuk publikasi ilmiah (baik jurnal internasional, nasional ataupun makalah untuk seminar)? Jawaban saya: tidak ada aturan seseorang harus mengawali menulis artikel ilmiah dari satu bagian tertentu. 

Kita bisa mulai menulis dari bagian mana saja dalam suatu artikel ilmiah, asalkan ada data-data hasil penelitian yang sudah siap ditulis. Asal data sudah ada, sudah diolah dan sudah dianalisis, maka akan lebih baik untuk segera menulis dari bagian mana saja yang kita mau. Menulis konklusi atau kesimpulan dulu pun tidak haram, karena bisa jadi pemikiran kita sudah mengerucut dan mampu menyimpulkan sesuatu pada saat kita mengolah dan menganalisis data hasil eksperimen. Tentunya kesimpulan yang ditulis di sini masih bersifat tentatif, atau sebatas draft yang masih fleksibel dan bisa diubah-ubah seiring dengan perjalanan kita menulis dan menyelesaikan manuskrip artikel kita tersebut.

Namun, menurut saya, ada pola menulis artikel yang cukup efisien bila diterapkan, yakni memulainya dari bagian metodologi penelitian. Di jurnal-jurnal ilmiah bidang teknik yang saya ikuti, bagian ini selalu disusun setelah pendahuluan atau introduction. Biasanya, bagian metodologi penelitian ini ditulis dalam bahasa Inggris sebagai Materials and Methods, Experimental Work, Methodology, dan sejenisnya.

Bagian Materials and Methods, secara garis besar, memuat dua hal penting, sebagaimana nama bagian ini mengindikasikannya. Pertama, tentang Materials, yakni tentang segala sesuatu yang berkaitan dengan bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian, khususnya sampel dan bahan-bahan lain yang dibutuhkan untuk mempersiapkannya. Juga, harus ditulis di dalam bagian ini tentang berbagai peralatan yang dipakai untuk melakukan pengujian sampel serta analisis data yang diperoleh. Kedua, tentang Methods, atau metode atau cara-cara yang kita pakai selama eksperimen atau penelitian. Di sub-bagian ini, kita menguraikan apa saja yang kita lakukan secara ringkas dan padat, namun tetap harus jelas dan mudah dipahami pembaca, termasuk persamaan matematika, model, pendekatan serta perhitungan statistik yang dipakai dalam penelitian. Penjelasan mengenai penggunaan peralatan ini dan itu, beserta teknik-teknik khususnya (bila ada) menjadi hal yang tak terpisahkan dalam sub-bagian ini. 

Nah, mengapa menurut saya mengawali menulis manuskrip ilmiah itu bisa dilakukan dengan  mengerjakan bagian Materials and Methods terlebih dahulu? Jawabannya simpel: karena sub-bagian ini adalah yang paling siap untuk ditulis secara lengkap, walaupun ruang-ruang perubahan masih harus tetap kita berikan di dalamnya. Sambil mengambil, mengolah dan menganalisis data, kita sudah bisa menulis tentang bahan, alat serta metode dalam penelitian yang kita angkat dalam artikel tersebut.  Merumuskan dan menuliskan Materials and Methods tak ubahnya seperti kita membuat liputan tertulis atas apa saja yang kita kerjakan selama penelitian. Oleh karenanya, jangan lupa menggunakan bentuk lampau (past tense) di bagian ini, bila artikel ditulis dalam bahasa Inggris. 

Secara teori, mudah bukan? Kenyataannya menulis artikel ilmiah yang baik memang tidak mudah, tetapi bisa dilakukan. Dan, strategi untuk melakukannya sangat diperlukan, agar menulis artikel ilmiah itu mengasyikan dan efisien.

Senin, 04 September 2017

Menyajikan Hasil Penelitian dan Pembahasannya dalam Tulisan Ilmiah

Tanpa mengabaikan peran bagian yang lain, hasil penelitian dan pembahasan merupakan dua hal yang paling utama dalam struktur sebuah tulisan ilmiah, baik skripsi, tesis maupun artikel di jurnal ilmiah. Dua bagian ini ibarat jantung dan pembuluh darah dalam sistem kardiovaskular manusia. Mereka saling bertalian satu sama lain. Tanpa penyajian hasil penelitian yang baik, sebuah artikel ilmiah tidak akan berarti apa-apa, mungkin malah membingungkan pembacanya. Dan, akan teramat sulit bagi kita untuk menganalisis dan membahasnya. Demikian pula bila hasil-hasil penelitian tersebut tidak dibahas dengan baik dan dengan struktur yang benar serta rapi, maka sebuah tulisan ilmiah tadi tidak akan terasa menggigit, tidak tampak kualitasnya atau terasa kurang terasa kontribusinya di bidang ilmu yang diteliti. Dalam bahasa Inggris, hasil penelitian biasanya ditulis dengan “Results”, sedangkan pembahasannya ditranslasikan dengan kata “Discussion”.
Bagi pembaca yang jeli mencermati sistematika artikel di jurnal ilmiah, terutama di jurnal internasional, ada sebagian artikel yang memisahkan dengan jelas antara hasil penelitian dan pembahasannya. Namun, sebagian jurnal yang lain menerapkan sistem berbeda; yakni dengan menggabungkan hasil penelitian dan pembahasan menjadi satu bagian. Mana yang lebih baik? Sebelum saya beranjak lebih lanjut menjawab pertanyaan ini, saya ingin menguraikan dulu apakah perbedaan antara hasil penelitian dan pembahasan.
***
Hasil penelitian. Sebagaimana namanya, maka bagian ini berisi paparan hasil-hasil atau data-data olahan dari aktivitas penelitian yang telah kita lakukan. Di sini, hasil atau data olahan dapat dan boleh disajikan dalam bentuk angka, grafik, gambar maupun tabel. Pada bagian ini, seyogyanya kita tidak berkomentar dulu atas data-data tersebut. Cukup kita sampaikan, bahwa Gambar xxx adalah grafik hubungan antara variabel ini dan variabel itu yang diperoleh dari pengujian A; atau, tabel xxx menyajikan data tentang korelasi antara ini dan itu; dan sebagainya. Di bagian ini, kita seolah bercerita tentang apa yang kita lihat dari data-data yang diperoleh. Bersabarlah dulu untuk tidak memberikan komentar atas data-data kita peroleh tadi, sekalipun di kepala kita sudah berkecamuk berbagai opini berdasar hasil analisis dari data-data tersebut.
Satu hal yang penting, dan mungkin akan membuat penyajian hasil penelitian kita menarik, adalah cara kita yang runtut dalam menyajikan data-data hasil penelitian kita di bagian ini. Sewajarnya, dalam melakukan penelitian, kita melakukan serangkaian pengujian dengan urutan tertentu. Bila urutan tersebut dilanggar, bisa jadi penelitian kita menjadi berantakan, data-data yang diperoleh menjadi sulit untuk dianalisis, hingga hasil penelitian kita menjadi bias. Oleh karenanya, urutan penyampaian data pun menjadi penting, sepenting urutan kita mengerjakan eksperimen atau aktivitas-aktivitas pengambilan data dalam penelitian. Bagian hasil penelitian yang kita tulis akan tampak anggun, menarik untuk dibaca, dan mudah dipahami apabila disampaikan secara runtut. Barangkali, hal ini merupakan cerminan sifat alamiah otak manusia; yang akan lebih mudah mencerna sesuatu bila tersusun berdasarkan logika dan urutan yang benar serta jelas.
***
Lalu bagaimana dengan bagian pembahasan hasil penelitian? Boleh dibilang, pembahasan adalah bagian yang paling tidak mudah untuk dikerjakan dalam naskah untuk publikasi di jurnal ilmiah atau skripsi dan tesis. Di bagian ini, kita ditantang untuk menuliskan hasil analisis kita berdasarkan data-data yang telah diperoleh. Di bagian inilah, kita diizinkan, bahkan harus, berkomentar atas data-data yang telah kita sajikan pada bagian hasil penelitian. Ada empat kata kunci yang bisa kita pegang dalam menyusun bagian pembahasan hasil penelitian, yakni (1) mengaitkan, (2) menjelaskan, (3) mengonfirmasi dan (4) menyintesis.
Pertama, di bagian ini kita dituntut untuk bisa mengaitkan data-data kita satu dengan yang lainnya; baik yang berupa angka, grafik, gambar maupun tabel. Pastilah di antara data-data tersebut ada yang bersifat komplementer, saling melengkapi satu dengan yang lainnya. Misalnya saja, Gambar yyy yang diperoleh dari eksperimen dengan alat B mendukung grafik pada Gambar xxx yang diperoleh dengan alat A. Kaitkan keduanya, sehingga kita memperoleh alasan yang kuat untuk berargumen dan memberikan komentar atas fenomena yang ditemui berangkat dari data-data kita tadi. Bila tidak saling mendukung, mungkin saja ada bagian-bagian dari data yang merupakan pengecualian atau salah. Hal yang terakhir kadangkala menuntut kita untuk meninjau atau mengulang kembali eksperimen atau penelitian kita, agar lebih jelas dimana letak kesalahan metode penelitian yang dipakai.
Kedua, di bagian ini pula kita dituntut untuk menjelaskan fenomena yang terjadi berdasarkan data-data atau hasil-hasil yang telah diperoleh selama penelitian berlangsung. Kita diwajibkan untuk menjelaskan apa dan bagaimana keterkaitan antar data tersebut, mekanisme apa yang melatarbelakangi kejadian yang kita temui dalam eksperimen berdasarkan data-data yang diperoleh. Sangat boleh bila kita menjelaskan sesuatu atau mekanisme tertentu berdasarkan teori yang telah dikemukakan peneliti lain di literatur, bila di antaranya terdapat kesamaan fenomena. Oleh karenanya, kemampuan kita memahami dan menelaah literatur, baik berupa buku teks maupun artikel ilmiah, diuji di bagian ini. Bila kita paham dengan kandungan beberapa artikel yang telah kita baca untuk melandasi penelitian ini, maka menuliskan bagian pembahasan menjadi lebih mudah.
Ketiga, kita juga diwajibkan mengonfirmasi hasil-hasil atau temuan kita dalam penelitian dengan hasil-hasil yang telah diperoleh dan dilaporkan dalam literatur oleh peneliti lain. Konfirmasi semacam ini akan memberikan gambaran kepada audens pembaca tulisan kita, bahwa penelitian yang kita lakukan itu tidak mengada-ada, tetapi berada dalam alur penelitian yang telah dibangun bersama-sama, bahkan oleh para peneliti di seluruh dunia. Konfirmasi inilah yang akan memberikan impresi bahwa penelitian yang kita lakukan juga memberikan kontribusi nyata dalam pengembangan bidang ilmu yang kita teliti.
Keempat, yang terakhir dari tugas kita dalam bagian pembahasan ini, adalah menyintesis data-data atau hasil-hasil penelitian yang kita peroleh, kaitkan, jelaskan serta konfirmasi dengan penelitian lain, menjadi sebuah teori atau gagasan-gagasan baru. Teori atau gagasan baru ini pada akhirnya akan menjadi tonggak kecil yang menandai bahwa penelitian di bidang yang yang kita tekuni sudah sampai di sini, sampai di tulisan kita ini. Di sinilah kemampuan kita membuat men-generalisasi temuan kita menjadi penting.
***
Kembali ke pertanyaan di bagian awal tulisan ini: manakah yang lebih baik, menuliskan hasil penelitian dan pembahasan dalam bentuk terpisah atau satu kesatuan? Menurut saya, kita harus melihat situasinya. Bila dalam sebuah jurnal tidak membatasi jumlah halaman, maka memisahkan antara hasil penelitian dan pembahasan adalah pilihan yang tepat. Dengan cara ini, kita menjadi leluasa menuliskan isi kedua bagian tadi. Lagipula, cara ini juga memudahkan audiens atau pembaca dalam menikmati tulisan kita. Tulisan tentang hasil penelitian maupun pembahasan menjadi tidak terlalu panjang dan dipisahkan secara jelas. Memisahkan antara hasil penelitian dan pembahasan juga tepat untuk diterapkan dalam skripsi maupun tesis, mengingat jumlah halaman tidak dibatasi dalam publikasi ilmiah semacam ini.
Situasi bisa berbeda bila ternyata sebuah jurnal mensyaratkan jumlah halaman tertentu pada setiap artikel yang akan dipublikasikan. Bahkan, beberapa jurnal, yang umumnya berbentuk letter atau short communication, mewajibkan penulisnya untuk membuat tulisan yang pendek, sehingga jumlah halaman dapat dipangkas menjadi empat halaman saja! Jika ketentuan ini dilanggar, maka editor jurnal tersebut langsung akan menolak (reject) naskah yang kita kirimkan.  
Demikian. Apa dan bagaimana tentang hasil penelitian dan pembahasan. Bila kedua bagian ini dapat dirumuskan dan disusun dengan baik, jelas serta rapi, maka boleh dikata 70% tulisan ilmiah kita sudah terselesaikan. Ups.. angka ini adalah penilaian subjektif berangkat dari pengalaman saya selama menulis artikel di jurnal ilmiah. Kebenarannya juga bisa bersifat subjektif. Bila pembaca mempunyai pendapat lain, saya persilakan, hehehee…