Rabu, 29 Juli 2015

Museumkaart, Kartu Sakti untuk Jelajah Museum di Belanda

Konon Belanda adalah salah satu di antara sekian negara yang ‘hobi’ membangun museum. Benar atau tidak faktanya, saya tidak tahu pasti. Namun yang jelas, museum memang menjadi daya tarik tersendiri bila berkunjung ke Belanda. Tidak hanya museum bernuansa art, seni budaya dan sejarah, negeri kincir ini juga menawarkan museum beraroma teknologi, misalnya museum penerbangan Aviodrome yang pernah saya ceritakan dalam posting saya dua tahun silam. Selain koleksinya yang terawat, umumnya museum di Belanda juga digarap serius. Maksudnya, tata letak, pencahayaan serta kebersihannya sangat diperhatikan oleh pengelola museum, sehingga jalan-jalan ke museum menjadi nyaman dan jauh dari kesan bau barang-barang kuno dan angker

Lalu, bagaimana dengan harga tiket masuknya? Tentu saja, semua kerapihan tadi wajar bila ditebus dengan harga tiket yang cukup mahal untuk sekali masuk. Rata-rata, museum di Belanda mematok harga tiket sebesar 11 sampai dengan 17 Euro. Silakan cek di website resmi masing-masing museum untuk informasi detilnya. Walau demikian, bukan Belanda namanya kalau tidak ada opsi paket hemat, termasuk tiket masuk museum. 


Adalah museumkaart, atau museumcard, alias kartu museum yang bisa dijadikan ‘alat’ yang meringankan anggaran kita untuk masuk ke museum-museum di Belanda. Dengan kartu sakti ini, calon pengunjung museum bisa mendapatkan potongan harga yang lumayan besar, atau bahkan gratis tanpa bayar sepeser pun untuk masuk ke dalamnya. Bagi penggemar museum, kartu ini layak dimiliki. Tentu untuk mendapatkannya tidaklah gratis, melainkan harus membayar semacam abonemen selama setahun dan mendaftarkan diri secara online melalui website resmi museumkaart. Tarif abonemen setahun untuk dewasa dipatok dengan harga sekitar 60 Euro, termasuk 4,5 Euro untuk biaya pendaftaran. Sedangkan untuk anak atau remaja di bawah 18 tahun, tarifnya hanya sekitar 32,5 Euro saja, termasuk biaya yang sama untuk pendaftaran. Memang sepintas tampak mahal. Uang 60 Euro bagi saya bisa untuk hidup bersama keluarga kecil saya selama seminggu hingga 10 hari di Belanda. Namun, mengingat mahalnya harga tiket masuk museum dan kegemaran saya sekeluarga untuk jalan-jalan selama di Eropa saat ini, membayar sejumlah uang tarif abonemen sebesar rasanya cukup sepadan. Paling tidak, saat ingin berkunjung ke museum, saya hanya perlu merogoh biaya perjalanannya saja, tanpa pusing memperhitungkan ongkos masuk ke dalamnya.

Minggu, 19 Juli 2015

Cerita Lebaran Kami di Delft (2): Ada Lontong, Kebersamaan dan Rasa Syukur

Bulan Ramadhan memang sudah berlalu. Meski demikian, dampak dari puasa dan ibadah-ibadah lain selama bulan istimewa tersebut hendaknya tetap membekas dan dapat dirasakan baik dalam kehidupan individu maupun masyarakat.


Demikian inti khotbah yang disampaikan oleh khotib Dr. Makky Jaya seusai sholat Ied di Hari Raya Idul FItri 1436 yang diselenggarakan oleh Keluarga Muslim Delft (KMD) di Gymzaal Slauerhofflaan, Delft, Jumat 17 Juli lalu. Pak Makky, demikian sapaan akrab beliau, menambahkan bahwa seluruh ibadah di bulan Ramadhan lalu setidaknya memberikan tiga efek yang luar biasa dalam kehidupan. 


Pertama, ibadah-ibadah yang dilakukan selama bulan Ramadhan pada akhirnya mampu menghadirkan kekuatan taqwa dalam diri kita, yakni kemampuan untuk bertahan dari mengerjakan hal-hal yang negatif. Kekuatan ini hanya bisa diraih dengan latihan yang terus menerus dan berulang-ulang sebagaimana puasa di bulan Ramadhan, sehingga muncul kebiasaan untuk selalu berbuat baik dan menjaga diri dari perbuatan-perbuatan negatif. Efek dari kekuatan taqwa pada diri seseorang bisa dilihat dari ringannya ia dalam bersedekah, ringannya ia dalam memaafkan dan meminta maaf kepada orang lain, serta ringannya ia dalam menyadari kesalahannya dan selanjutnya mohon ampun kepada Alloh Swt. 

Kedua, ibadah-ibadah di bulan Ramadhan menghadirkan kekuatan dalam diri kita untuk berbagi kebahagiaan dan kesejahteraan kepada masyarakat. Inilah indahnya Islam. Ia tidak memberikan manfaat kepada individu semata, tetapi juga kepada masyarakat. Anjuran dan kewajiban untuk bersedekah dan berzakat adalah contoh cara Alloh Swt. mendidik dan melatih diri kita untuk berbagi kebahagiaan dan kesejahteraan dengan orang-orang di sekeliling kita.

Ketiga, ibadah-ibadah di bulan Ramadahan pada akhirnya juga melatih diri kita untuk menjadi orang kuat yang sebenarnya. Bagaimanapun juga, Alloh Swt. lebih mencintai hambanya yang kuat, yakni hamba-Nya yang dapat memberikan manfaat kepada orang lain dan hamba-Nya yang senantiasa berharap kepada-Nya saja dalam menghadapi kesulitan-kesulitan hidup. 


Untuk merayakan Idul Fitri tahun 2015 ini, KMD sebagai wadah kegiatan keislaman para pelajar dan keluarga Indonesia di Kota Delft, Belanda, menyelenggarakan serangkaian acara lebaran bersama yang diikuti oleh para pelajar dan warga muslim di Kota Delft. Rangkaian acara ini dimulai pukul 9 pagi, diawali dengan takbir bersama di gedung olahraga (gymzaal) Slauerhofflaan, Delft. Kurang lebih setengah jam kemudian, sholat Ied dimulai dan dilanjutkan dengan khotbah Ied, silaturrahim dan makan bersama. Aneka hidangan khas Indonesia seperti lontong sayur, sambel goreng, rendang hingga ayam bakar disajikan memeriahkan suasana lebaran kota barat daya Belanda ini. Acara ini tentu saja menjadi penawar kesunyian saat lebaran, terutama bagi para pelajar dan warga Indonesia di Delft yang belum diberikan kesempatan untuk berkumpul dengan keluarga untuk merayakan Idul Fitri di tanah air. Kebersamaan yang hadir di dalamnya memberikan kenangan indah dan tetap menggugah rasa syukur atas kesempatan yang diberikan-Nya untuk merayakan Idul Fitri meskipun jauh dari sanak keluarga. Kurang lebih pukul satu siang, acara ini pun berakhir. 

Akhir kata, selamat Idul Fitri 1436H. Taqabbalallahu minna wa minkum. Taqabbal yaa kariim. Semoga puasa dan ibadah kita di bulan Ramadhan lalu diterima dan diridhoi oleh Alloh Swt. Mohon maaf lahir dan batin.

*Simak juga liputan Sholat Ied Keluarga Muslim Delft (KMD) tahun 2013 di sini.