Kisah sukses Supermarine Spitfire ternyata
tidak hanya terlukis dalam panggung pertempuran Perang Dunia II, melainkan juga
di dunia medis. Ketika episode pertempuran sengit 'Battle of Britain' terjadi,
tidak sedikit pilot Inggris yang terluka terkena pecahan kaca kanopi pesawat
legendaris ini. Meski begitu, Sir Nicholas Harold Ridley (1906-2001) -yang kala
itu bertugas di Emergency Medical Service- menemukan bahwa material pecahan
kaca kanopi Spitfire tadi ternyata 'bersahabat' dengan mata manusia. Material
itu adalah polymethylmethacrylate (PMMA). Usai Perang Dunia II, Dr. Ridley
secara intensif meneliti penggunaan PMMA sebagai alternatif material untuk
lensa intraocular buatan. Sejarah lalu mencatat, pada tahun 1950 lensa
intraocular dari PMMA yang dikembangkan Dr. Ridley ini akhirnya berhasil
diaplikasikan untuk pertama kalinya pada penderita katarak.
Keterangan foto: Supermarine Spitfire, koleksi Museum
Penerbangan ‘Aviodrome’ di Lelystad Airport, Belanda. Foto diambil dengan Canon SX20IS.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar