Rabu, 12 April 2017

Kliping


Saya mengenal istilah kliping saat masih duduk di bangku SD. Entah, di era digital seperti sekarang ini, aktivitas membuat kliping masih diperkenalkan di sekolah dasar atau menengah atau tidak ya? Tugas membuat kliping, atau mengumpulkan artikel dari koran atau majalah, lalu membukukannya hingga menjadi satu bendel buku, terakhir kali saya temui di akhir-akhir kuliah S1. Di waktu itu, para mahasiswa mata kuliah Manajemen Lingkungan ditugasi untuk membuat kliping tentang industri dan lingkungan.

Saya tidak ingat kapan pertama kali mendapatkan tugas membuat kliping dari sekolah. Namun, yang masih jelas saya ingat adalah periode masa dimana saya benar-benar menyukai kegiatan ini, tanpa embel-embel tugas atau pekerjaan rumah dari guru ataupun dosen. Masa itu tepatnya sekitar dua dekade silam, saat saya duduk di bangku SMP. Yang saya jadikan obyek kliping saya bukanlah artikel yang berat-berat nan ilmiah, melainkan beragam foto pesawat terbang dan helicopter yang dimuat dalam surat kabar dan majalah. Setelah saya gunting dari koran atau majalah, foto-foto tadi saya tempelkan ke dalam buku tulis, lalu saya lengkapi dengan artikel yang saya tulis sendiri menyadur dari berbagai sumber tentang profil mesin terbang tadi. Saking gandrungnya pada mesin terbang itu, beberapa gambar pesawat di bagian belakang kotak korek api waktu itu juga saya gunting dan tempelkan pada buku kliping saya.  

Cerita tentang aktivitas kliping mengkliping foto-foto dan artikel tentang pesawat terbang ini dimulai tepatnya setelah ujian akhir kelas 1 SMP. Selama dua minggu masa ujian akhir, saya menemukan beberapa gambar pesawat tempur yang dimuat dalam surat kabar langganan orang tua saya. Terpukau. Itulah reaksi saya melihatnya ketika itu. Dan ada rasa sayang bila koran tadi lantas begitu saja masuk kardus menunggu giliran untuk dikilokan setelah dibaca seharian. Saya lalu berinisiatif menyimpan halaman koran yang memuat foto-foto pesawat tersebut, hingga usailah masa ujian. Tak menunggu lama, setelah ujian saya gunting dan tempelkan gambar-gambar pesawat tersebut, lengkap dengan caption di bawahnya. Waktu itu saya belum berpikir membuat tulisan tentang profil dan deskripsi maupun sejarah pesawat tersebut. Hanya caption dari surat kabar tadi yang mentah-mentah saya sertakan dan nama pesawat tadi ke dalam buku gambar tempat saya membuat kliping.

Lambat laun, aktivitas mengkliping foto-foto pesawat ini menjadi hobi. Pun ada stimulannya, mengapa saya begitu berambisi membuat kliping tentang pesawat terbang lengkap dengan deskripsinya. Adalah sebuah buku bertitel The Rand McNally, Encyclopaedia of Military Aircrafts, karangan Enzo Angelucci yang terbit tahun 1988, pinjaman dari seorang kawan, yang menjadi buku inspirasi saya. Buku ratusan halaman itu konon tidak dijual di Indonesia, dan begitu apik menyajikan gambar-gambar tentang pesawat terbang, lengkap dengan data teknis serta sejarahnya. Yang saya sadari, pastilah buku tadi harganya mahal, rasanya mustahil bisa membelinya.

Sadar akan hal tadi membuat saya semakin ‘gila’ berburu foto-foto pesawat terbang. Tidak hanya koran, sasaran saya juga beberapa majalah majalah, termasuk majalah berbahasa Jawa kepunyaan kakek yang tidak luput dari perhatian saya. Beberapa kali majalah tersebut memuat gambar tentang pesawat tempur milik Amerika tatkala kembali berkonflik dengan Iraq di tahun 1997an. Mungkin, almarhum kakek adalah satu di antara sedikit orang yang paham betul kelakuan saya menyusur koran-koran dan majalah di tempat penyimpanan koran di rumah beliau, setiap kali bapak ibu mengajak saya sowan ke rumah kakek nenek di akhir pekan. 

Lalu bagaimanakah penampakan buku kliping saya? Kreativitas selalu saja bekerja. Inisiatif dan rasa tak pernah puas akan buku istimewa tersebut selalu ada dalam diri saya. Alhasil, buku kliping saya di awal tahun 1997 tak lagi berupa buku gambar yang tipis, melainkan tiga buah buku tulis tebal yang saya gabungkan hingga menjadi satu jilid. Penampakan terakhir buku tersebut seperti pada foto di bawah ini. Di halaman pertamanya tertera tulisan bulan Februari 1997, menandakan kapan saya mulai menyusun buku kliping tersebut. Halaman muka buku tersebut saya buat sendiri, dengan memfotokopi satu halaman A4 dengan susunan tempelan foto-foto pesawat terbang. Bagian dalamnya berisi foto dan deskripsi pesawat yang ada dalam foto. Deskripsi tentang pesawat tadi saya sadur dari berbagai sumber dan saya ketik lagi dengan program Wordstar.
Sampul depan buku kliping yang saya susun.
Salah satu halaman isi dari buku kliping yang saya susun.


Dua dekade akhirnya terlampaui, sejak 1997. Era digital telah hadir sejak beberapa tahun yang lalu. Buku kliping yang saya buat secara intensif di tahun 1997-1998 itu hingga kini masih terawat dengan baik. Di era digital seperti saat ini, mungkin buku kliping seperti yang saya punya itu sudah merupakan barang antik. Di jaman seperti sekarang ini, mengumpulkan foto-foto pesawat sudah tidak lagi sulit, tidak harus berburu koran atau majalah, melainkan cukup dengan browsing di internet, lewat google atau search engine yang lain. Pun, deskripsi pesawat dapat dengan mudahnya diakses, tinggal di-copy, lalu di-paste ke file Word atau sejenisnya. Namun, era tahun 1997an itu, saat saya begitu gandrung dengan kliping foto pesawat, adalah masa yang rasanya sulit saya lupakan.