Selasa, 29 Agustus 2017

Ada Apa di Antara Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian dan Kesimpulan?

Dalam kesempatan menjadi penguji di sidang pendadaran mahasiswa di kampus, saya sering menemukan beberapa hal yang janggal dalam naskah skripsi mahasiswa yang tengah diuji. Salah satunya adalah ketidak-sinkronan antara rumusan masalah, tujuan penelitian dan kesimpulan yang disajikan dalam naskah skripsi mahasiswa tersebut. Akibatnya, tulisan dalam naskah skripsi menjadi kurang ‘greget’, atau kurang ‘renyah’.
Rumusan masalah, tujuan penelitian dan kesimpulan adalah tiga elemen penting dalam sistematika sebuah skripsi -atau tesis, disertasi maupun artikel ilmiah- yang baik. Bagi saya, ketiganya adalah kunci untuk memastikan apakah sebuah naskah skripsi, tesis atau artikel ilmiah telah disusun berdasarkan logika dan urutan berpikir yang benar. Kesinkronan antara ketiga elemen tadi bisa menggambarkan kemampuan dan kekonsistenan mahasiswa atau penulis dalam menyampaikan hasil-hasil penelitian yang telah dilakukan. Dalam ujian pendadaran, alih-alih membaca dari awal sebendel naskah skripsi dan mengecek gaya penulisan maupun gramatikalnya, saya lebih suka langsung menuju pada bagian rumusan masalah, tujuan penelitian dan kesimpulan akhir skripsi tersebut. Mengapa demikian? Mari kita kupas sebentar satu per satu.
Rumusan masalah. Sebuah penelitian tidak akan bisa dilakukan tanpa ada masalah yang melatarbelakanginya. Tanpa perumusan masalah yang benar dan jelas, maka tak ubahnya kita mengada-ada dan tidak serius dalam menjalankan sebuah proyek penelitian. Di bab pertama sebuah skripsi -juga tesis untuk mahasiswa pasca sarjana-, ada satu sub-bab yang secara khusus digunakan untuk menyajikan rumusan masalah yang ditemui oleh penulis. Rumusan masalah ini nantinya dipecahkan melalui penelitian yang dilakukan. Masalah yang dimaksud di sini berangkat dari hasil kajian literatur yang telah dilakukan secara serius oleh penulis; yang bisa juga dikuatkan dengan hasil observasi atau studi awal (preliminary study). Jadi, bukan masalah yang tiba-tiba muncul sesaat setelah mengonsumsi minuman berenergi, hehehe…
Bila seorang mahasiswa atau penulis sanggup merumuskan dengan jelas dan dengan bahasa yang tepat, maka kemungkinan besar ia tidak akan lagi bingung ketika harus berdebat atau menjawab pertanyaan mengapa ia harus melakukan penelitian. Secara teknis, rumusan masalah memang tidak selalu dituliskan dalam sebuah sub-bab khusus. Bisa jadi, ia hanya dituliskan dalam sebuah paragraf di akhir uraian hasil kajian literatur yang menguatkan latar belakang penelitian di bab pertama sebuah skripsi, tesis atau artikel ilmiah.
Tujuan penelitian. Setelah masalah dirumuskan, logikanya kita akan berinisiatif untuk menyelesaikan masalah yang ditemui tadi. Inilah saatnya kita rumuskan tujuan kita, berangkat dari masalah yang telah dihadirkan tadi. Namanya saja tujuan, berarti apa yang kita rumuskan di dalamnya akan menjadi arah selama kita melakukan penelitian.
Misalnya, berangkat dari sebuah masalah ketiadaan informasi tentang kekuatan suatu logam setelah diproses dengan teknik tertentu. Maka, dalam merumuskan tujuan penelitiannya, bisa saja kita tulis, bahwa kita ingin mendapatkan mengetahui kekuatan logam setelah diproses dengan teknik yang disebutkan tadi. Biasanya, bila ternyata hanya ada cara tertentu yang bisa dipakai untuk mengukur kekuatan logam tersebut, boleh juga kita lengkapi pernyataan tujuan kita tadi hingga menjadi lebih spesifik. Semakin jelas tujuan penelitian, semakin jelas pula kemana arah kita akan meneliti.
Terakhir, kesimpulan penelitian. Kesimpulan penelitian selalu diletakkan di bagian akhir sebuah skripsi, tesis atau artikel ilmiah. Namanya saja kesimpulan, ya berarti ia akan berfungsi memberikan benang merah, semacam generalisasi dari temuan-temuan yang kita dapatkan selama melakukan penelitian. Singkatnya, kesimpulan ini adalah jawaban dari tujuan penelitian kita telah kita rumuskan di depan tadi. Bila kita berikan tiga tujuan penelitian, maka hendaknya ada tiga kesimpulan yang kita tuliskan, yang masing-masing dalam dua elemen tersebut saling berkaitan. Dengan begitu, seorang pembaca atau penikmat tulisan ilmiah akan mudah mendapatkan gambaran atas apa yang kita teliti dan tuliskan dalam skripsi, tesis maupun artikel ilmiah kita.
Rumusan masalah, tujuan penelitian dan kesimpulan adalah semacam rantai yang saling bertautan dalam sebuah skripsi, tesis maupun artikel ilmiah. Dari rumusan masalah, kita definisikan tujuan penelitian. Dan dari tujuan penelitian tadi, kita rumuskan kesimpulan. Ketiadaan atau ketidaktepatan dalam merumuskan salah satu di antara tiga elemen tadi membuat skripsi, tesis atau artikel ilmiah menjadi kurang sedap dinikmati. Bagi dosen penguji pendadaran, memahami keterkaitan antara tiga elemen tersebut setidaknya bisa mempermudah mereka untuk mendapatkan gambaran isi skripsi yang ditulis oleh mahasiswa. Karena, memahami skripsi mahasiswa itu… tidak mudah! Hehehee…