Sabtu, 25 Januari 2020

Knalpot Rusak dan Bengkel Solusinya di Seputaran Kota Jogja

Knalpot, atau saluran gas buang, atau nama bekennya: muffler, memang seringkali luput dari perhatian kita saat ‘memelihara’ mobil. Padahal komponen ini punya peran yang teramat vital. Knalpot sebenarnya juga rawan rusak, terutama pada mobil tua dan bekas pakai (mobkas) yang memang telah berusia lanjut. Letak knalpot tersembunyi di bawah kolong mobil, sehingga ia tak tampak, tapi nyata-nyata berdampak bila rusak. 

Setidaknya ada empat fungsi knalpot yang bisa kita kenali. Yang pertama, knalpot adalah saluran pembuangan gas hasil pembakaran ruang bakar mesin mobil. Karenanya, bila terdapat malfungsi atau gangguan pada saluran ini, bisa dipastikan performa mobil menjadi kurang optimal. Kedua, knalpot juga berfungsi sebagai peredam suara akibat proses pembakaran mesin. Lihat saja, kendaraan bermotor tanpa knalpot yang proper pastinya bising. Akibatnya, knalpot rusak atau tidak proper tidak saja mengganggu kenyamanan orang-orang atau lingkungan di sekitar kendaraan kita, tatapi juga berimbas pada kenyamanan penggunanya sendiri. Meski berada di dalam kabin mobil yang tertutup rapat, bising suara mesin tidak jarang tetap bisa masuk dengan leluasa ke dalam kabin hingga penumpang serasa dibuat gaduh di dalamnya. 

Ketiga, knalpot umumnya juga dilengkapi dengan piranti yang dapat mengendalikan kandungan gas-gas sisa pembakaran mesin. Sehingga, gas yang dilepaskan dari knalpot sudah ‘bersahabat’ kandungannya dengan lingkungan. Terakhir, tak jarang knalpot dengan desain sedemikian rupa dipasangkan pada mobil untuk memperindah tampilan mobil. 

Knalpot rusak pastinya membuat masalah. Kerusakan knalpot banyak penyebabnya. Salah satunya: keropos dan karat. Beberapa waktu yang lalu, kejadian ini saya alami. Knalpot mobil saya patah menjadi dua bagian seperti pada gambar berikut. Akibatnya, suara mobil menjadi menderu keras, bak pesawat tempur lewat, hihihii…

Bentuk patahan knalpot mobil saya. Akibatnya, gas buang dari ruang bakar keluar melalui patahan ini, tanpa melalui bagian peredam suara knalpot.

Penyebabnya sebenarnya saya tidak tahu pasti. Tetapi telisik demi telisik saya lakukan, berdasarkan ingatan atas kejadian yang saya alami selama mengendarai mobil. Dugaan saya yang paling kuat adalah ujung knalpot yang pernah menyenggol pembatas jalan saat saya parkir mundur, atau tepatnya belajar parkir mundur.

Knalpot ini saya terima pada saat membeli mobil dalam keadaan sedikit manyun ke belakang. Dengan kata lain, sebenarnya ia tidak terlalu rapi duduk di bawah bumper belakang mobil. Akibatnya, moncongnya tampak menyembul ke belakang. Meski demikian, saya masih enggan menggantinya, lantaran alhamdulillah knalpot ini masih berfungsi baik. 

Suatu siang di bawah guyuran hujan rintik, saya mencoba parkir mundur. Dukk…!! Saya mendengar sesuatu dan merasa mobil seperti menyundul sesuatu saat mundur untuk menyesuaikan area parkir yang disediakan. Saya maju sedikit, lalu keluar menengok apa yang terjadi. Namun, saya tidak lihat ujung knalpot mobil saya rusak. “Ah, mungkin saja cuma menubruk pembatas jalan.” pikir saya simpel. Selanjutnya, hari-hari serasa tidak bermasalah saat mengendarai mobil. 

Sekira satu minggu kemudian, masalah mulai muncul. Saya kadang mendengar suara bising deru mesin yang tidak biasa saat mengendarai mobil. Namun, seringkali suara itu hilang. Puncaknya, ketika pada suatu pagi saat berangkat kerja. Saya injak pedal gas untuk menambah kecepatan, tetapi bukan hanya mobil yang melaju kencang, tetapi juga suara bising ala motor atau mobil blombongan itu yang terdengar. “Waduh.. apa ini?” batin saya. Jujur, ini pengalaman saya memelihara mobil, sehingga saya tidaklah berpengalaman mengetahui darimana suara berasal. Sesampainya di tempat kerja, saya tengok bagian bawah dan belakang mobil. Tidak ada apa-apa. Tetapi, yang aneh adalah ujung knalpot seperti kendor, tampak tidak terlalu kencang terikat pada mobil. Padahal, di pagi hari itu masih sempat saya cek, knalpot itu duduk anteng di bagian bawah mobil. 

Sekali lagi, karena saya ini tidak punya pengalaman tentang perbengkelan mobil, yang pertama kali saya kontak untuk mengecek masalah knalpot ini adalah bengkel resmi merek mobil saya. Meski mobil peliharaan ini sudah cukup berumur, entah kenapa saya masih berupaya menjadikan bengkel resmi sebagai rujukan saat ada masalah pada mobil saya. Akhirnya, pengecekan dilakukan di bengkel resmi tersebut dan ditemuilah masalahnya. Knalpot patah seperti pada foto di atas yang diambil oleh mekanik bengkel tersebut. 

Tergambar di foto itu pula, bahwa permukaan knalpot sebenarnya sudah berkarat. Memakai sedikit ilmu logam yang saya punya, saya simpulkan bahwa karat inilah permasalahnnya, ia adalah musuh utama untuk setiap logam konstruksi, termasuk knalpot, Karat melemahkan logam tadi setelah serangkaian proses elektrokimia yang terjadi. Secara sifat mekanik, knalpot berkarat ini pastinya getas, lantaran letaknya di kolong mobil membuatnya selalu terguyur air dingin bahkan kotor di saat hujan. Padahal, di sisi lain, knalpot selalu terekspos temperatur tinggi mengingat fungsinya sebagai saluran gas buang yang panas dari ruang bakar. Barangkali, proses quenching dan penggetasan terjadi tatkala mobil berjalan dan knalpot tersiram cipratan genangan air atau air hujan. Kalau dilihat dari ujung patahan knalpot tersebut, tampak bahwa knalpot patah secara getas (brittle), dan ia patah akibat pembebanan kejut, semacam benturan atau tumbukan dengan sesuatu. Akhir cerita, bengkel resmi tidak bisa melakukan perbaikan dan menyarankan saya ke bengkel spesialis knalpot. Wah, seperti dokter saja, ada spesialisnya juga, hahahaa…

Bengkel "Seno Knalpot"

Rekomendasi yang diberikan mekanik bengkel mobil saya tadi ternyata sama dengan bengkel yang pernah saya browsing keberadaannya di internet. Saya pun sebenarnya awam, belum pernah ke bengkel knalpot manapun, bahkan di kota tempat tinggal saya. Bengkel yang saya tuju itu dikenal dengan nama Seno Knalpot. Letaknya di Jalan Babaran No. 1, Umbulharjo, Kota Yogyakarta. Pembaca silakan mencari lokasinya di peta ya.  Saat saya datang, bengkel ini tidak memasang papan nama, sehingga saya beranikan diri untuk bertanya kepada salah satu bapak mekanik di sana. Dan benar. Bengkel yang tampak sederhana itu membuat berbagai bentuk serta melayani reparasi knalpot. Knalpot dibuat dengan teknologi yang teramat sederhana. Yang utama ya alat las. Lalu ada alat pembengkok pipa-pipa logam serta alat-alat kerja bangku macam palu dan tatah untuk membentuk tabung-tabung knalpot. Bahan-bahan baku pembuatan knalpot pun tampak tergelak di sana, terutama pipa-pipa silinder dan plat-plat logam. 

Proses pembuatan knalpot, dikerjakan dengan teknologi yang sangat sederhana

Singkat cerita, saya datang di hari berikutnya setelah sebelumnya membuat janji dengan bapak mekanik bengkel itu. Knalpot mobil saya yang usang dan berkarat tadi dilepas dan diganti dengan saluran baru. Proses reparasi ini memakan waktu cukup singkat, mungkin hanya 45 menit saja. Justru waktu saya banyak tersita untuk menunggu giliran pengerjaan reparasi knalpot mobil saya di antara mobil-mobil pelanggan yang lain. Namun, saya merasa bersyukur karena bisa dengan leluasai menikmati proses pembuatan knalpot-knalpot di bengkel tersebut. Pun biaya yang saya keluarkan terhitung tidak banyak, hanya sebesar Rp. 150.000,00 saja, dengan hasil yang alhamdulillah cukup memuaskan dan cukup membuat mobil tak menderu keras lagi.