Knalpot, atau saluran gas buang,
atau nama bekennya: muffler, memang seringkali luput dari perhatian kita
saat ‘memelihara’ mobil. Padahal komponen ini punya peran yang teramat vital. Knalpot
sebenarnya juga rawan rusak, terutama pada mobil tua dan bekas pakai (mobkas)
yang memang telah berusia lanjut. Letak knalpot tersembunyi di bawah kolong
mobil, sehingga ia tak tampak, tapi nyata-nyata berdampak bila rusak.
Setidaknya ada empat fungsi
knalpot yang bisa kita kenali. Yang pertama, knalpot adalah saluran pembuangan
gas hasil pembakaran ruang bakar mesin mobil. Karenanya, bila terdapat
malfungsi atau gangguan pada saluran ini, bisa dipastikan performa mobil
menjadi kurang optimal. Kedua, knalpot juga berfungsi sebagai peredam suara
akibat proses pembakaran mesin. Lihat saja, kendaraan bermotor tanpa knalpot
yang proper pastinya bising. Akibatnya, knalpot rusak atau tidak proper
tidak saja mengganggu kenyamanan orang-orang atau lingkungan di sekitar
kendaraan kita, tatapi juga berimbas pada kenyamanan penggunanya sendiri. Meski
berada di dalam kabin mobil yang tertutup rapat, bising suara mesin tidak
jarang tetap bisa masuk dengan leluasa ke dalam kabin hingga penumpang serasa
dibuat gaduh di dalamnya.
Ketiga, knalpot umumnya juga dilengkapi
dengan piranti yang dapat mengendalikan kandungan gas-gas sisa pembakaran
mesin. Sehingga, gas yang dilepaskan dari knalpot sudah ‘bersahabat’
kandungannya dengan lingkungan. Terakhir, tak jarang knalpot dengan desain
sedemikian rupa dipasangkan pada mobil untuk memperindah tampilan mobil.
Knalpot rusak pastinya membuat
masalah. Kerusakan knalpot banyak penyebabnya. Salah satunya: keropos dan
karat. Beberapa waktu yang lalu, kejadian ini saya alami. Knalpot mobil saya
patah menjadi dua bagian seperti pada gambar berikut. Akibatnya, suara mobil
menjadi menderu keras, bak pesawat tempur lewat, hihihii…
Bentuk patahan knalpot mobil saya. Akibatnya, gas buang dari ruang bakar keluar melalui patahan ini, tanpa melalui bagian peredam suara knalpot. |
Penyebabnya sebenarnya saya tidak
tahu pasti. Tetapi telisik demi telisik saya lakukan, berdasarkan ingatan atas
kejadian yang saya alami selama mengendarai mobil. Dugaan saya yang paling kuat
adalah ujung knalpot yang pernah menyenggol pembatas jalan saat saya parkir
mundur, atau tepatnya belajar parkir mundur.
Knalpot ini saya terima pada saat
membeli mobil dalam keadaan sedikit manyun ke belakang. Dengan kata lain, sebenarnya
ia tidak terlalu rapi duduk di bawah bumper belakang mobil. Akibatnya,
moncongnya tampak menyembul ke belakang. Meski demikian, saya masih enggan
menggantinya, lantaran alhamdulillah knalpot ini masih berfungsi baik.
Suatu siang di bawah guyuran
hujan rintik, saya mencoba parkir mundur. Dukk…!! Saya mendengar sesuatu dan merasa
mobil seperti menyundul sesuatu saat mundur untuk menyesuaikan area parkir yang
disediakan. Saya maju sedikit, lalu keluar menengok apa yang terjadi. Namun, saya
tidak lihat ujung knalpot mobil saya rusak. “Ah, mungkin saja cuma menubruk
pembatas jalan.” pikir saya simpel. Selanjutnya, hari-hari serasa tidak
bermasalah saat mengendarai mobil.
Sekira satu minggu kemudian,
masalah mulai muncul. Saya kadang mendengar suara bising deru mesin yang tidak
biasa saat mengendarai mobil. Namun, seringkali suara itu hilang. Puncaknya,
ketika pada suatu pagi saat berangkat kerja. Saya injak pedal gas untuk
menambah kecepatan, tetapi bukan hanya mobil yang melaju kencang, tetapi juga
suara bising ala motor atau mobil blombongan itu yang terdengar. “Waduh.. apa ini?”
batin saya. Jujur, ini pengalaman saya memelihara mobil, sehingga saya tidaklah
berpengalaman mengetahui darimana suara berasal. Sesampainya di tempat kerja,
saya tengok bagian bawah dan belakang mobil. Tidak ada apa-apa. Tetapi, yang
aneh adalah ujung knalpot seperti kendor, tampak tidak terlalu kencang terikat
pada mobil. Padahal, di pagi hari itu masih sempat saya cek, knalpot itu duduk
anteng di bagian bawah mobil.
Sekali lagi, karena saya ini
tidak punya pengalaman tentang perbengkelan mobil, yang pertama kali saya
kontak untuk mengecek masalah knalpot ini adalah bengkel resmi merek mobil
saya. Meski mobil peliharaan ini sudah cukup berumur, entah kenapa saya masih berupaya
menjadikan bengkel resmi sebagai rujukan saat ada masalah pada mobil saya. Akhirnya,
pengecekan dilakukan di bengkel resmi tersebut dan ditemuilah masalahnya.
Knalpot patah seperti pada foto di atas yang diambil oleh mekanik bengkel
tersebut.
Tergambar di foto itu pula, bahwa
permukaan knalpot sebenarnya sudah berkarat. Memakai sedikit ilmu logam yang
saya punya, saya simpulkan bahwa karat inilah permasalahnnya, ia adalah musuh
utama untuk setiap logam konstruksi, termasuk knalpot, Karat melemahkan logam
tadi setelah serangkaian proses elektrokimia yang terjadi. Secara sifat
mekanik, knalpot berkarat ini pastinya getas, lantaran letaknya di kolong mobil
membuatnya selalu terguyur air dingin bahkan kotor di saat hujan. Padahal, di
sisi lain, knalpot selalu terekspos temperatur tinggi mengingat fungsinya sebagai
saluran gas buang yang panas dari ruang bakar. Barangkali, proses quenching
dan penggetasan terjadi tatkala mobil berjalan dan knalpot tersiram cipratan
genangan air atau air hujan. Kalau dilihat dari ujung patahan knalpot tersebut,
tampak bahwa knalpot patah secara getas (brittle), dan ia patah akibat
pembebanan kejut, semacam benturan atau tumbukan dengan sesuatu. Akhir cerita,
bengkel resmi tidak bisa melakukan perbaikan dan menyarankan saya ke bengkel
spesialis knalpot. Wah, seperti dokter saja, ada spesialisnya juga, hahahaa…
Bengkel "Seno Knalpot" |
Rekomendasi yang diberikan
mekanik bengkel mobil saya tadi ternyata sama dengan bengkel yang pernah saya browsing
keberadaannya di internet. Saya pun sebenarnya awam, belum pernah ke bengkel knalpot
manapun, bahkan di kota tempat tinggal saya. Bengkel yang saya tuju itu dikenal
dengan nama Seno Knalpot. Letaknya di Jalan Babaran No. 1, Umbulharjo, Kota
Yogyakarta. Pembaca silakan mencari lokasinya di peta ya. Saat saya datang, bengkel ini tidak memasang papan
nama, sehingga saya beranikan diri untuk bertanya kepada salah satu bapak mekanik
di sana. Dan benar. Bengkel yang tampak sederhana itu membuat berbagai bentuk serta
melayani reparasi knalpot. Knalpot dibuat dengan teknologi yang teramat
sederhana. Yang utama ya alat las. Lalu ada alat pembengkok pipa-pipa logam serta
alat-alat kerja bangku macam palu dan tatah untuk membentuk tabung-tabung
knalpot. Bahan-bahan baku pembuatan knalpot pun tampak tergelak di sana, terutama
pipa-pipa silinder dan plat-plat logam.
Proses pembuatan knalpot, dikerjakan dengan teknologi yang sangat sederhana |
Singkat cerita, saya datang di hari berikutnya
setelah sebelumnya membuat janji dengan bapak mekanik bengkel itu. Knalpot mobil
saya yang usang dan berkarat tadi dilepas dan diganti dengan saluran baru. Proses
reparasi ini memakan waktu cukup singkat, mungkin hanya 45 menit saja. Justru waktu
saya banyak tersita untuk menunggu giliran pengerjaan reparasi knalpot mobil
saya di antara mobil-mobil pelanggan yang lain. Namun, saya merasa bersyukur
karena bisa dengan leluasai menikmati proses pembuatan knalpot-knalpot di
bengkel tersebut. Pun biaya yang saya keluarkan terhitung tidak banyak, hanya sebesar
Rp. 150.000,00 saja, dengan hasil yang alhamdulillah cukup memuaskan dan
cukup membuat mobil tak menderu keras lagi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar