Sabtu, 11 Juli 2020

Getaran Kabin dan Masalah pada Engine-mounting


Sebagaimana cerita saya sebelumnya, upaya restorasi terhadap mobil tua bin bekas milik saya berawal dari general check-up mobil tersebut di sebuah bengkel resmi. Dari pemeriksaan awal itu, terurailah beberapa penyakit yang sebenarnya didera oleh mobil saya. Salah satu problem yang cukup kentara dan mudah dikenali saat itu adalah: getaran yang cukup keras hingga masuk ke dalam kabin. Hal ini memaksa saya harus memposisikan shifter transmisi pada posisi neutral sekalipun mobil hanya berhenti sesaat dengan mesin hidup; tidak betah berlama-lama bila berada pada posisi drive atau D sembari menginjak rem saja. Bila tidak, maka bisa dipastikan getaran akan merambat membuat kepala tidak nyaman. Dari hasil analisis bengkel, ternyata getaran ini bersumber dari rusaknya engine-mounting yang mengikat mesin pada dudukan bodi mobil.

Komponen engine-mounting dan timing belt yang telah rusak

Sebenarnya daftar agenda restorasi cukup banyak setelah terungkap dari hasil general check-up, antara lain: engine-mounting, timing belt dan tensiometer-nya, kaki-kaki, serta washer kaca dan motornya yang mati. Selain itu, dari fisik mobil, saya pun tetap mengagendakan restorasi bodi, lantaran karat sudah timbul di beberapa tempat dan cat yang sudah mengelupas.  Tentu saja, banyak agenda yang harus dilakukan berarti banyak juga dana yang harus dipersiapkan. Ada pesan dari ayah saya ketika saya masih belia dulu: ketika kamu membeli mobil bekas, jangan dihabiskan uangnya hanya untuk membeli mobilnya saja. Tetapi alokasikan juga untuk perbaikan-perbaikan yang diperlukan. Karenanya prioritas saya susun, mengagendakan restorasi secara berurutan dari yang paling penting untuk kelangsungan hidup mobil saya ini. 


Meski sudah tergolong tua, mobil ini saya daulat menjadi mobil harian saya. Ya, karena satu-satunya mobil yang saya punya, hahahaa… Untuk itu, prioritas utama restorasi dan perbaikan adalah sektor mesin. Untuk urusan bodi, saya berkeyakinan insyaAlloh karat-karat yang ada masih tidak terlalu mengganggu konstruksi mobil. Sementara sektor kaki-kaki mobil, juga saya putuskan untuk ditunda dulu sepanjang saya tetap kalem dalam mengendarainya, tidak main ‘off-road’, sebisa mungkin memilih jalan rata selama perjalanan. Toh, ini juga mobil sedan, jalan rata adalah peruntukannya. Hehehe..

Engine-mounting dan lokasinya (Sumber: https://keenparts.com)
Tak berselang lama, agenda mengganti engine-mounting dieksekusi sekaligus timing belt mobil ini. Saya pesan langsung komponen engine-mounting yang orisinil dari bengkel resmi. O ya, engine-mounting ini posisinya ada di antara mesin dan bodi mobil; menyambungkan mesin pada bodi mobil. Ia terbuat dari karet yang dilingkupi logam di beberapa titik-titik yang menghubungkan mesin dengan bodi mobil. Oleh karenanya, kalau saja komponen ini rusak atau karetnya getas, aus atau sobek, maka tidak mustahil getaran mesin akan tertransmisikan masuk ke bodi mobil dan akhirnya getaran masuk ke kabin tanpa bisa diredam oleh karet tersebut. Sementara, timing belt dan tensiometer juga saya pesan yang orisinil dari bengkel resmi. Komponen ini juga krusial. Saya memutuskan untuk mengganti baru, karena saya tidak tahu riwayat komponen lawas ini; tidak diketahui sudah berapa tahun ia terpasang tanpa penggantian. Daripada beresiko putusnya belt ini di tengah jalan karena aus, lebih baik saya menggantinya sekalian.


Proses penggantian engine-mounting, timing belt dan tensiometer ini mengharuskan mobil menginap sehari semalam di bengkel. Singkat cerita, mobil keluar dari bengkel dalam keadaan yang sudah jauh lebih tenang ketimbang hari-hari sebelumnya. Kabin terasa lebih nyaman lantaran getaran yang teredam. Sesuai prosedur, bengkel memberikan kembali komponen-komponen engine-mounting yang rusak. Saya telisik lebih detil lagi. Benar, bahwa engine-mounting sudah dalam keadaan getas dan keras, karetnya sudah sobek di sana-sini. Ya, ilmu baru. Dari semula saya yang buta terhadap permobilan, ada sepercik ilmu tentang engine-mounting yang mengawali saya memahami mesin mobil secara praktis dan memadukannya dengan pemahaman teoritis yang saya peroleh sebelumnya. Asyiknya merawat mobil tua itu ya di situ. Kita jadi tahu komponen, bahkan termasuk harga dan jasa penggantiannya, karena ada saja rusak dan harus diganti.