Hingga sejauh ini, barangkali upaya
merestorasi mobil setengah tua saya yang paling menguras isi dompet adalah pada
saat Si SimplyCity, panggilan saya pada mobil ini, harus di-overhaul transmisi
matiknya. Episode ini terjadi di awal tahun 2020. Tidak hanya menguras sebagian
besar isi tabungan, tetapi juga mengagetkan lantaran saya tak pernah menduga,
apalagi merencanakan, untuk melakukan ‘turun mesin’ pada mobil yang baru satu
setengah bulan membersamai langkah saya waktu itu.
Awal ceritanya begini. Suatu
pagi, mobil ini masih tampak sehat-sehat saja. Bahkan, saya pun sangat merasa
percaya diri dengan kondisi Si City ini. Apalagi setelah membaca sebuah ulasan
di internet, bahwa Si City Type Z ini punya tenaga sebesar 115 HP, terbesar di
kelasnya. Kalaupun diadu dengan mobil-mobil baru saat ini, masih cukup bertaji.
Dalam perjalanan, saya pun sempat menggeber mesinnya hingga 80 km/jam.
Kecepatan segini bagi para racer mungkin belumlah seberapa, tapi bagi
saya adalah sebuah capaian. Inilah pertama kali ‘ngebut’ dengan mobil, hehehe…
Masalah muncul bukan pada saat memacu mobil pada kecepatan itu, melainkan pada
saat mobil akan dijalankan lagi setelah diparkir sesampainya di tempat tujuan.
Sekira pukul setengah Sembilan
pagi, mobil tak mau berjalan maju sama sekali. Mesin sudah digeber, hingga
sampai putaran cukup tinggi. Tetapi, tidak ada energi yang kunjung tersalurkan
pada roda-rodanya. Si City sempat saya matikan sebentar mesinnya. Akhirnya, ia
mau berjalan dan melaju ke depan. Entahlah apa penyebabnya, ketika itu saya tak
bisa menemukan jawabnya. Mesin Si City ini rasanya sehat-sehat saja, tak pernah
saya temui ada gejala raungannya tidak normal. Tak berpikir panjang, saya
langsung membawanya ke bengkel. Alhamdulillah, Si City sempat kooperatif hingga
tinggal beberapa kilometer saja dari lokasi bengkel. Ia sempat mogok lagi,
tetapi dengan trik saya matikan mesin terlebih dahulu, ia pun mau bergegas
berjalan lagi.
Jeroan transmisi matik Si City |
Sesampai di bengkel, tim mekanik pun sebenarnya tak langsung tahu problem yang mendera Si SimplyCity. Mobil ini hanya dicek dan dibersihkan bagian-bagian mesinnya. Hampir tiga jam saya tunggui, hingga akhirnya saya bawa Si City ini keluar bengkel lagi dan dinyatakan sudah baik. Keadaan memang membaik, namun ternyata tak berlangsung lama. Ia kehilangan traksi lagi saat digeber melaju. Saya putuskan kembali ke bengkel seusai Sholat Jumat di hari itu.
Kali ini, mungkin mekanik bengkel
tidak mau ‘kecolongan’ lagi. Test-driver bengkel pun turun tangan. Ia
mengajak saya menguji dan membuktikan problem yang mendera mobil ini. Si City
digeber dengan kecepatan tinggi. Awalnya ia biasa-biasa saja. Namun akhirnya ia
ketahuan juga sikap tak kooperatifnya, bahkan ia sempat mogok dan harus restart
agar bisa berjalan lagi. Test-drive ini berhasil menguak bahwa masalah
Si City ternyata ada pada sektor transmisi matiknya, terindikasi dari
gejala-gejalanya itu, terutama kehilangan traksi beberapa kali walaupun sudah
digas hingga putaran tinggi. Solusi satu-satunya adalah overhaul transmisi
matiknya tersebut. Ya, turun mesin!
Jujur, mendengar kata turun mesin
dan perkiraan biayanya, saya terkejut bukan main. Tanpa menyebut harga, bila
ditotal, biaya overhaul ini mencapai hampir seperempat harga Si City.
Tapi tidak ada solusi lain. Saya tetap harus merelakan kocek tabungan saya
lagi. Proses reparasi transmisi ini pun tidak sebentar, butuh waktu hingga satu
bulan! Cukup lama bagi saya yang masih sangat menikmati mengendarai Si City,
mobil impian say aitu.
Satu bulan kemudian, reparasi Si City pun
selesai. Saya datang ke bengkel untuk menjemputnya. Ada rasa haru juga begitu
melihat Si City mulai menampakkan diri di sela-sela mobil-mobil muda yang
tengah diservis di bengkel. Penantian yang cukup lama, at least bagi
saya sebulan tak bertemu mobil saya ini rasanya lama. Pelajaran yang bisa diambil
adalah bahwa merawat mobil tua itu perlu kesabaran, bukan hanya dana tetapi
juga waktu. Namun, di balik beragam kerusakan, proses reparasi dan
restorasinya, saya menjadi paham tentang seluk beluk permobilan, baik mesin,
konstruksi maupun printilan-printilan kecilnya. Lain halnya, mungkin, bila saya
mengadopsi mobil yang sama sekali baru; bisa jadi saya masih hanya menikmati
mengendarainya saja, sementara tidak terlalu banyak tahu masalah-masalah atau
sistem-sistem mekanik maupun elektrik yang ada pada sebuah kendaraan beroda
empat ini.