Senin, 15 November 2021

Memburu Majalah Angkasa

Bagi yang gandrung dunia penerbangan, majalah Angkasa di tahun '90an mungkin bagaikan oase di padang pasir. Mau mencari foto-foto eksklusif pesawat F-16 sampai jumbo jet Boeing 747, ada di majalah bulanan itu. Mau mencari artikel tentang profil 'bintang film' Top Gun yang sebenarnya (baca: F-14 Tomcat), majalah ini berulangkali mengulasnya. Tidak seperti sekarang, cukup kita cari di mbah Google, keluarlah semua informasi atau foto-foto yang diinginkan. Boleh dikata sebelum krisis moneter 1998 adalah periode emas majalah setebal 80 halaman ini. 


Angkasa menarik perhatian saya di tahun 1996, tepatnya sebelum Indonesian Air Show (IAS '96), bulan Juni di tahun yang sama. Entah kenapa, di masa kelas satu SMP, saya lebih suka membaca majalah ini, bukan majalah-majalah sepakbola atau majalah remaja ketika itu. Meski begitu, majalah Angkasa masih merupakan barang mewah. Harganya yang mencapai Rp. 8.000,- per eksemplar terlalu mahal buat anak SMP yang masih menggantungkan uang saku dari orang tua. Jadilah, membeli majalah ini dilakukan tidak rutin, hanya bisa beli ketika diajak bapak ke toko buku atau membuka tabungan. 

Namun, namanya saja getol, gandrung alias suka betul tentang pesawat terbang, aksi blusukan pun rela saya lakukan. Blusukan ke pasar loak, mencari edisi bekas dari majalah ini. Tercatat yang sering disinggahi dulu adalah pasar buku di Kawasan Shopping Centre di Jalan Senopati Jogja (sekarang menjadi Taman Pintar) dan penjual majalah bekas di depan Ramai Mall Malioboro. Dagangan bapak-bapak di kawasan Malioboro ini unik. Majalah Angkasa bisa saya temukan dalam bentuk 'new old stock' (NOS), alias masih baru tapi edisi lama. Dan, tentunya harganya miring, dijual hingga seharga dua sampai empat ribuan saja.

Cerita di Shopping Centre lain lagi. Memang saya sama sekali tidak pernah menemukan majalah dalam kondisi NOS. Namun, saya sering mendapati majalah ini yang sudah berjilid-jilid dan dihargai sangat miring. Selain itu, saya dapatkan juga edisi pertama dari Angkasa semenjak ia menjadi bagian dari Penerbit Kompas di tahun 1990, seperti di foto ini. Sebelumnya, Angkasa adalah majalah internal milik TNI Angkatan Udara. Headline yang diangkat di edisi perdana ini adalah tentang Perang Teluk jilid I. Membaca edisi ini mengingatkan masa ketika saya masih kelas 1 SD yang sayup-sayup mendengar tentang perang besar pertama di era dunia modern.

Setelah bekerja dan bisa punya income sendiri, hampir setiap bulan saya bisa membeli Angkasa di kios-kios pinggir jalan. Hingga 2014, kebiasaan ini berlangsung. Sampai pada akhirnya saya dengar majalah ini berhenti diproduksi pada 2017. 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar