Sudah banyak yang tahu bahwa menu makan siang
orang Belanda bisa dikatakan datar-datar saja. Apalagi kalau bukan roti tawar
dengan saus kacang, keju, selai coklat atau buah. Menu yang sedikit kompleks paling-paling
berupa sandwich berisi sayuran atau
daging. Tapi kembali lagi, rotilah sumber karbohidrat utama bagi orang Belanda.
Namun, fakta tadi ternyata
terbantahkan di beberapa kesempatan. Kantin di kampus TU Delft, Belanda adalah salah satu saksi bisunya. Di kantin
ini, hampir setiap hari tersedia menu makanan selain roti dan sandwich ala orang Belanda. Bahkan, beberapa
bulan silam saya menemukan ‘salad orang Indonesia’ alias gado-gado disajikan
sebagai salah satu menu utama makan siang.
Walau rasanya tidak seenak gado-gado favorit
saya di Jogja, menu ini bisa menjadi alternatif makan siang saya waktu itu,
setidaknya aman dari sisi kehalalannya. Isinya pun boleh dikata lengkap, ada
sayurannya, irisan telur, tahu, saus kacang dan taburan emping melinjo. Harganya
berapa? Ternyata satu porsi gado-gado dijual dengan harga 3.19 Euro, atau sekitar
47 ribu rupiah (1 Euro kira-kira setara 15 ribu rupiah)! Murah bukan? Hehehe… Eet smakelijk!
Saya terbaca blog sdr tatkala mencari maklumat tentang Groningen. Saya (dari Malaysia) sudah seminggu berada di Groningen. Menarik catatan sdr tenang perihal keadaan di sini. Terima kasih.
BalasHapus(Darma Mohammad)
Saya terbaca blog sdr tatkala mencari maklumat tentang Groningen. Saya (dari Malaysia) sudah seminggu berada di Groningen. Menarik catatan sdr tenang perihal keadaan di sini. Terima kasih.
BalasHapus(Darma Mohammad)
Terima kasih sudah berkunjung ke blog saya dan membacanya. Semoga isi tulisannya bisa membantu.
Hapus