Diary, atau buku harian, bagi
banyak orang mempunyai arti penting. Diary
selalu menjadi penampung curahan hati, kegembiraan,
kegalauan dan kesedihan yang dialami penulisnya.
Ia seakan menjadi obat penawar kesedihan maupun tempat luapan kegembiraan bagi
seseorang. Dengan menulis apapun yang dirasakan, dipendam dan dipikirkan ke
dalam sebuah buku harian, beratnya kehidupan seakan berkurang. Konon, yang saya
baca dari autobiografi Pak Habibie, menulis menjadi terapi bagi beliau di
masa-masa beratnya sepeninggal Ibu Ainun. Tulisan-tulisan beliau kemudian
diterbitkan menjadi sebuah buku best
seller di kemudian hari.
Tidak berbeda
dengan kehidupan manusia pada umumnya, seorang peneliti, dosen maupun mahasiswa
juga memerlukan sebuah diary dalam
kehidupan ilmiahnya. Diary itu
bernama log-book. Terlihat sepele dan
banyak diabaikan karena hanya
berupa buku catatan. Namun, buku itu
sarat akan makna dan nilai jika rajin diisi dan di-update
dengan
apapun berkaitan dengan penelitian yang kita lakukan. Bahkan, log-book akan semakin bernilai manakala lusuh karena sering dibaca
dan dibubuhi coretan-coretan, sketsa, grafik, gambar dan sebagainya pada saat
menganalisis data-data yang diperoleh selama penelitian. Jangan dibayangkan log-book harus ditulis secara
terstruktur, rapi dan runtut.
Seringkali, ide atau gagasan yang begitu saja muncul
justru terlupakan jika terlalu lama memikirkan bagaimana cara menuliskannya
agar rapi dan runtut. Coretan-coretan itulah solusi yang cepat untuk menuangkan
gagasan. Tidak diharamkan pula menuliskan
perasaan pada saat menjalani eksperiman di
laboratorium atau lapangan.
Hasil apapun yang
kita peroleh dari eksperimen di laboratorium maupun
observasi di lapangan,
entah benar atau salah, sesuai dengan harapan atau tidak, tidak akan
pernah
dipermasalahkan oleh log-book. Karena
log-book berbentuk buku, maka kita tidak akan lagi disibukkan mencari
lembaran-lembaran catatan penting tentang penelitian kita yang mungkin terselip
dalam tumpukan berkas-berkas yang lain. Log-book tak ubahnya rekam medis
seorang pasien, karena di dalamnya terdapat catatan lengkap
tentang riwayat
dan aktivitas penelitian yang telah dilakukan. Kejanggalan dalam data penelitian akan lebih mudah
diketahui sebabnya dengan menelusurinya lewat log-book.
Harga buku catatan
untuk sebuah log-book
mungkin tidak
sepadan dengan gadget elektronik
yang bertebaran saat
ini.
Namun, nilainya bisa
menjadi sangat
tinggi. Mengingat pentingnya
buku catatan ini, log-book hendaknya
selalu dijaga. Jangan sampai ide, gagasan, pemikiran, maupun hasil yang susah
payah kita peroleh diambil orang hanya karena log-book kita dicuri atau disobek
bagian pentingnya.