Minggu, 16 Juli 2017

Bilik-bilik Hati

Ia tersembunyi, jauh di dalam hati. Dimana di tempat itu, kitab-kitab tentang perjalanan hidup itu tersimpan. Kuberharap mampu menyimpannya dengan rapih, meski di antaranya ada yang usang dan berdebu, lantaran sang waktu.

Di bilik-bilik hati itu, kitab-kitab tentang perjalanan hidup itu tersimpan. Kuberharap, dengan sangat, untuk sesekali waktu membukanya, sekedar menuang senyum atau mengurai air mata. Namun, aku sadar, bahwa tak akan ada banyak waktu lagi untuk khusyuk masyuk membacanya lembar demi lembar, hingga bait-bait terakhirnya.

Di bilik-bilik hati itu, kitab-kitab tentang perjalanan hidup itu tersimpan. Ia berwarna, beraksara hingga bermakna, walau untuk mencerna dan memahami makna-makna itu butuh waktu yang lama. Bahkan, tak jarang makna-makna itu terlampau sukar, teramat sukar bagiku untuk memahaminya. Hingga tak jarang, berpuluh arang telah patah dan sulit untuk menyambungkannya kembali.

Di bilik-bilik hati itu, kitab-kitab tentang perjalanan hidup itu tersimpan. Kutemukan, lalu kusimpan berderet teratur hingga berpuluh kitab. Namun, tak sedikit yang isinya tak semakna, tak searah, tak sejalan, tak senada dan tak berujung pada satu jawaban yang kucari, hingga hembusan nafas terakhir pada detik ini. Aku pun tak pernah tahu, bilamana jawaban itu akan hadir, memuaskan tanya di hatiku.

Di bilik-bilik hati itu, bertahun aku berikhtiar, untuk menyimpan sebaik-baiknya kitab-kitab tentang perjalanan hidup itu. Walau aku pun sadar, tak sedikit kitab yang hilang, lenyap entah kemana. Tak jarang, semua itu akibat kealpaanku, yang lupa untuk menjaga dan gagal mengingat dimana keberadaannya. Lalu, semua itu tertebus pada tak lengkapnya pemahamanku, atas persoalan hidup dan kerumitannya. 

Di bilik-bilik hati itu, kurasa hanya di saat menjelang pagi, saat angin dingin nan sejuk mulai berhembus, barulah aku bisa bertanya. Bertanya dengan leluasa, kepada Sang Penulis isi kitab-kitab itu. Atas kebingunganku, perihal ketidaktahuanku. Sungguh, aku sungguh mengharapkanNya, kehadiranNya, rengkuhanNya. 

Di bilik-bilik hati itu, sekali waktu aku ingin duduk di dalamnya, membersamai kitab-kitab tentang perjalanan hidup itu. Lalu, memohon kepadaMu, wahai Sang Pemilik Hidup, agar tetap lurus di jalanMu. Juga, agar terjatuh di genggamanku, sebijih kasih sayangMu dan sedebu pertolonganMu. Sekecil itu, pastilah cukup, kerana itu dariMu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar