Selasa, 11 November 2014

Mau Sukses Mengerjakan Riset? Berikut Sepuluh Tips dari Richard Hamming



Dunia penelitian di Indonesia memang belum sebaik di negara-negara maju yang telah memiliki tradisi meneliti sejak lama, seperti Eropa Barat, Amerika Utara dan Jepang. Meski demikian, tidak ada salahnya bagi siapapun yang berkeinginan memasuki dan bergelut di dunia riset atau penelitian di Indonesia untuk tahu tips-tips bagaimana mengerjakan penelitian atau riset dengan baik. Belajar dari pengalaman dan sikap para peneliti dan ilmuwan besar di luar negeri boleh jadi wajib hukumnya, agar kita pun tertular virus baik dari mereka.

Tulisan berikut disadur dari sebuah artikel berjudul “Ten Simple Rules for Doing Your Best Research, According to Hamming”, yang ditulis oleh Thomas C. Erren, Paul Cullen, Michael Erren, dan Philip E. Bourne. Tulisan aslinya diterbitkan dalam PLoS Computational Biology, Vol. 3, Issue 10 pada tahun 2007. Richard Hamming, yang pemikirannya dijadikan rujukan dalam tulisan Thomas Erren dkk. ini, adalah seorang matematikawan yang berkontribusi besar dalam dunia ilmu komputer dan telekomunikasi. Ia juga terlibat dalam The Manhattan Project, yang dikenal sebagai proyek ujicoba bom atom pertama di Amerika Serikat saat Perang Dunia II berlangsung. Namanya pun diabadikan pada medali penghargaan “IEEE Richard W. Hamming Medal” yang diberikan oleh Institute of Electrical and Electronics Engineers (IEEE) untuk para ilmuwan yang mempunyai kontribusi penting dalam information sciences, systems and technology (lihat profil lengkap Richard Hamming di Wikipedia). Dalam tulisannya, Thomas Erren dkk. menyebut bahwa kesepuluh tips mengerjakan riset ini merupakan hasil pemikiran Richard Hamming yang diseminasikan dalam sebuah seminar bertitel the Bell Communications Research Colloquium Seminar pada tahun 1986. 

Richard Wesley Hamming (February 11, 1915 – January 7, 1998) (Sumber foto: Wikipedia)

Baiklah, tanpa berpanjang lebar, berikut beberapa saran dari Richard Hamming tentang bagaimana agar sukses mengerjakan riset.

1.    Tetap rendah hati
Hamming menyarankan para ilmuwan agar tetap rendah hati sebagai seorang peneliti. Menyitir ucapannya, “Yes, I would like to do something significant.” Alih-alih berkata saya akan menjalankan pekerjaan kelas satu (first-class work), seorang ilmuwan lebih baik berkata bahwa saya akan menjalankan pekerjaan yang signifikan. Sebuah kalimat yang mengesankan kerendah-hatian, namun tetap bermakna besar.

2.    Mempersiapkan pikiran
“Luck favours the prepared mind.” Demikian Hamming mengutip sebuah kata-kata dari Pasteur. Banyak yang berpendapat bahwa penemuan yang hebat ditelurkan dari sebuah keberuntungan. Namun, keberuntungan itu sendiri adalah perkawinan antara persiapan dan kesempatan. Oleh karenanya, mempersiapkan segala sesuatunya, termasuk pikiran, menjadi syarat penting agar sukses dalam mengerjakan riset dan menghasilkan karya yang hebat.

3.    Usia itu penting
Baik Albert Einstein maupun Richard Hamming sendiri memberikan kontribusi terbaiknya lewat hasil-hasil risetnya saat usia muda, yakni usia saat mereka bisa bekerja dalam performa maksimal dan terbaik dalam mengerjakan riset.

4.    Otak saja tidak cukup, diperlukan pula keberanian
Hamming berkata, “Once you get your courage up and believe that you can do important things, then you can. If you think you can’t almost surely you are not going to.” Keberanian yang bersumber dari keyakinan akan mampu mengatasi permasalahan yang dihadapi dalam riset dan menjadi bahan bakar untuk terus bergerak hingga dihasilkan karya yang hebat. Sebaliknya, tanpa keberanian, hampir pasti seorang peneliti akan gagal dalam mengeksekusi proyek penelitiannya.

5.    Menciptakan kondisi kerja yang terbaik
Mengutip sebuah kalimat dalam artikel ini, “It is a poor workman who blames his tools – the good man gets on with the job, given what he’s got, and gets the best answer he can”. Seorang peneliti hendaknya mampu menciptakan kondisi kerja terbaiknya sendiri untuk menghasilkan karya terbaiknya. Bukan sebaliknya, ia menjadi tidak produktif lantaran sibuk menuntut kondisi kerja yang terbaik menurutnya. Kalau menuntut terus, lalu kapan bekerjanya?  

6.    Bekerja keras dan efektif
Bagi seorang peneliti, bekerja keras saja ternyata tidak cukup, tetapi harus pula efektif. Hamming berkata,”hard work alone is not enough – it must be applied sensibly”. Oleh karenanya, menjadi penting bagi seorang peneliti atau ilmuwan untuk mengatur ritme bekerja agar efektif dan mampu menelurkan karya yang hebat.

7.    Mempercayai sekaligus meragukan hipotesis yang dibuat
Seperti yang ditulis dalam artikel ini, seorang peneliti atau ilmuwan yang baik harus mempunyai toleransi terhadap ambiguitas. Mengutip kalimat Hamming, “When you find apparent flaws, you’ve got to be sensitive and keep track of those things, and keep an eye out for how they can be explained or how the theory can be changed to fit them. Those are often the great scientific contribution.” Di satu sisi, seorang peneliti yang baik percaya bahwa sebuah teori bisa menjelaskan suatu fenomena. Namun, di sisi yang lain, ia masih mempunyai rasa ragu karena kelemahan dari teori tersebut, yang bersumber dari error atau kesalahan yang mungkin terjadi. Sehingga, dari sinilah ia lalu mengembangkan sebuah teori baru yang biasanya mempunyai kontribusi yang sangat besar dalam ilmu pengetahuan.

8.    Bekerja pada masalah penting di bidang yang digeluti
Menurut Hamming, seorang ilmuwan yang ingin menghasilkan karya yang hebat harus selalu bertanya, “What are the important problems of my field?”. Masalah apa yang penting untuk diselesaikan di bidang saya, bukannya mencari-cari masalah dari sesuatu yang sebenarnya tidak penting.

9.    Komitmen menyelesaikan permasalahan
Setelah menemukan masalah yang penting untuk diselesaikan melalui proyek risetnya, seorang ilmuwan yang ingin menghasilkan karya bermutu dan berkualitas harus mempunyai komitmen dan fokus menyelesaikan permasalahan tersebut. Tanpa komitmen, mustahil dapat menghasilkan karya kelas satu. “So the way to manage yourself is that when you have a real important problem, you don’t let anything else get the center of your attention – you keep your thoughts on the problem. Keep your subconscious starved so it has to work on your problem, so you can sleep peacefully and get the answer in the morning, free.” demikian menurut Hamming.

10.     Tetap membuka pintu
Hamming menyarankan para peneliti untuk tetap 'membuka pintu' selama bekerja, karena solusi atas permasalahan yang dihadapi dalam riset seringkali datang dari dunia luar. Mengutip kembali kalimat dari Hamming, “There is a pretty good correlation between those who work with the doors open and those who ultimately do important things, although people who work with doors closed often work harder. Somehow they seem to work on slightly the wrong thing – not much, but enough that they miss fame.” Hamming juga berujar bahwa feedback atau umpan balik dari rekan atau kolega sangat bermanfaat membantu dalam menyelesaikan persoalan yang dihadapi dalam penelitian, sekalipun umpan balik tersebut tidak selalu positif. “When you talk to other people, you want to get rid of those sound absorbers who are nice people but merely say ‘Oh yes,’ and to find those who will stimulate you right back.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar