Dunia penelitian di Indonesia memang belum sebaik di
negara-negara maju yang telah memiliki tradisi meneliti sejak lama, seperti
Eropa Barat, Amerika Utara dan Jepang. Meski demikian, tidak ada salahnya bagi
siapapun yang berkeinginan memasuki dan bergelut di dunia riset atau penelitian
di Indonesia untuk tahu tips-tips bagaimana mengerjakan penelitian atau riset
dengan baik. Belajar dari pengalaman dan sikap para peneliti dan ilmuwan besar di
luar negeri boleh jadi wajib hukumnya, agar kita pun tertular virus baik dari
mereka.
Tulisan berikut disadur dari sebuah artikel berjudul “Ten Simple Rules for Doing Your Best
Research, According to Hamming”, yang ditulis oleh Thomas C. Erren, Paul
Cullen, Michael Erren, dan Philip E. Bourne. Tulisan aslinya diterbitkan dalam PLoS
Computational Biology, Vol. 3, Issue 10 pada tahun 2007. Richard Hamming,
yang pemikirannya dijadikan rujukan dalam tulisan Thomas Erren dkk. ini, adalah
seorang matematikawan yang berkontribusi besar dalam dunia ilmu komputer dan
telekomunikasi. Ia juga terlibat dalam The
Manhattan Project, yang dikenal sebagai proyek ujicoba bom atom pertama di
Amerika Serikat saat Perang Dunia II berlangsung. Namanya pun diabadikan pada
medali penghargaan “IEEE Richard W. Hamming Medal” yang diberikan oleh Institute of Electrical and Electronics
Engineers (IEEE) untuk para ilmuwan yang mempunyai kontribusi penting dalam
information sciences, systems and
technology (lihat profil lengkap Richard Hamming di Wikipedia). Dalam
tulisannya, Thomas Erren dkk. menyebut bahwa kesepuluh tips mengerjakan riset
ini merupakan hasil pemikiran Richard Hamming yang diseminasikan dalam
sebuah seminar bertitel the Bell
Communications Research Colloquium Seminar pada tahun 1986.
![]() |
Richard Wesley Hamming (February 11, 1915 – January 7, 1998) (Sumber foto: Wikipedia) |
Baiklah, tanpa berpanjang lebar, berikut beberapa
saran dari Richard Hamming tentang bagaimana agar sukses mengerjakan riset.
1.
Tetap rendah hati
Hamming menyarankan para ilmuwan agar tetap rendah
hati sebagai seorang peneliti. Menyitir ucapannya, “Yes, I would like to do something significant.” Alih-alih berkata saya
akan menjalankan pekerjaan kelas satu (first-class
work), seorang ilmuwan lebih baik berkata bahwa saya akan menjalankan pekerjaan
yang signifikan. Sebuah kalimat yang
mengesankan kerendah-hatian, namun tetap bermakna besar.
2.
Mempersiapkan pikiran
“Luck favours
the prepared mind.” Demikian Hamming mengutip sebuah kata-kata dari Pasteur. Banyak yang
berpendapat bahwa penemuan yang hebat ditelurkan dari sebuah keberuntungan. Namun,
keberuntungan itu sendiri adalah perkawinan antara persiapan dan kesempatan. Oleh
karenanya, mempersiapkan segala sesuatunya, termasuk pikiran, menjadi syarat
penting agar sukses dalam mengerjakan riset dan menghasilkan karya yang
hebat.
3.
Usia itu penting
Baik Albert Einstein maupun Richard Hamming sendiri
memberikan kontribusi terbaiknya lewat hasil-hasil risetnya saat usia muda,
yakni usia saat mereka bisa bekerja dalam performa maksimal dan terbaik dalam
mengerjakan riset.
4.
Otak saja tidak cukup, diperlukan pula keberanian
Hamming berkata, “Once
you get your courage up and believe that you can do important things, then you
can. If you think you can’t almost surely you are not going to.” Keberanian
yang bersumber dari keyakinan akan mampu mengatasi permasalahan yang dihadapi dalam
riset dan menjadi bahan bakar untuk terus bergerak hingga dihasilkan karya yang
hebat. Sebaliknya, tanpa keberanian, hampir pasti seorang peneliti akan gagal
dalam mengeksekusi proyek penelitiannya.
5.
Menciptakan kondisi kerja yang terbaik
Mengutip sebuah
kalimat dalam artikel ini, “It is a poor
workman who blames his tools – the good man gets on with the job, given what he’s
got, and gets the best answer he can”. Seorang peneliti hendaknya mampu
menciptakan kondisi kerja terbaiknya sendiri untuk menghasilkan karya
terbaiknya. Bukan sebaliknya, ia menjadi tidak produktif lantaran sibuk
menuntut kondisi kerja yang terbaik menurutnya. Kalau menuntut terus, lalu kapan
bekerjanya?
6.
Bekerja keras dan efektif
Bagi seorang peneliti, bekerja keras saja ternyata
tidak cukup, tetapi harus pula efektif. Hamming berkata,”hard work alone is not enough – it must be applied sensibly”. Oleh
karenanya, menjadi penting bagi seorang peneliti atau ilmuwan untuk mengatur
ritme bekerja agar efektif dan mampu menelurkan karya yang hebat.
7.
Mempercayai sekaligus meragukan hipotesis yang dibuat
Seperti yang ditulis dalam artikel ini, seorang peneliti
atau ilmuwan yang baik harus mempunyai toleransi terhadap ambiguitas. Mengutip
kalimat Hamming, “When you find apparent
flaws, you’ve got to be sensitive and keep track of those things, and keep an
eye out for how they can be explained or how the theory can be changed to fit
them. Those are often the great scientific contribution.” Di satu sisi, seorang
peneliti yang baik percaya bahwa sebuah teori bisa menjelaskan suatu fenomena.
Namun, di sisi yang lain, ia masih mempunyai rasa ragu karena kelemahan dari teori
tersebut, yang bersumber dari error
atau kesalahan yang mungkin terjadi. Sehingga, dari sinilah ia lalu
mengembangkan sebuah teori baru yang biasanya mempunyai kontribusi yang sangat
besar dalam ilmu pengetahuan.
8.
Bekerja pada masalah penting di bidang yang digeluti
Menurut Hamming, seorang ilmuwan yang ingin
menghasilkan karya yang hebat harus selalu bertanya, “What are the important problems of my field?”. Masalah apa yang
penting untuk diselesaikan di bidang saya, bukannya mencari-cari masalah dari
sesuatu yang sebenarnya tidak penting.
9.
Komitmen menyelesaikan permasalahan
Setelah menemukan masalah yang penting untuk
diselesaikan melalui proyek risetnya, seorang ilmuwan yang ingin menghasilkan
karya bermutu dan berkualitas harus mempunyai komitmen dan fokus menyelesaikan
permasalahan tersebut. Tanpa komitmen, mustahil dapat menghasilkan karya kelas
satu. “So the way to manage yourself is
that when you have a real important problem, you don’t let anything else get
the center of your attention – you keep your thoughts on the problem. Keep your
subconscious starved so it has to work on your problem, so you can sleep
peacefully and get the answer in the morning, free.” demikian menurut
Hamming.
10.
Tetap membuka pintu
Hamming menyarankan para peneliti untuk tetap 'membuka pintu' selama
bekerja, karena solusi atas permasalahan yang dihadapi dalam riset seringkali datang
dari dunia luar. Mengutip kembali kalimat dari Hamming, “There is a pretty good correlation between those who work with the
doors open and those who ultimately do important things, although people who
work with doors closed often work harder. Somehow they seem to work on slightly
the wrong thing – not much, but enough that they miss fame.” Hamming juga
berujar bahwa feedback atau umpan
balik dari rekan atau kolega sangat bermanfaat membantu dalam menyelesaikan
persoalan yang dihadapi dalam penelitian, sekalipun umpan balik tersebut tidak
selalu positif. “When you talk to other
people, you want to get rid of those sound absorbers who are nice people but
merely say ‘Oh yes,’ and to find those who will stimulate you right back.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar